Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Setelah 10.000 Jam, Kita adalah Mozart yang Lain

31 Januari 2021   08:58 Diperbarui: 31 Januari 2021   11:33 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: jennyjacobsson.com

Mungkin kita pernah mendengar hasil penelitian tentang keajaiban 10.000 jam tapi kita mengabaikannya. Kita rutin bergosip di kedai kopi selama empat jam tiap hari. Waktu berlari secepat bajingan, dan tujuh tahun kemudian, tahu tidak?  Kita ada adalah seorang juru gosip kedai kopi kelas dunia. Andai empat jam per hari itu digunakan untuk berlatih menulis musik, kita sudah bisa duduk semeja dengan Wolfgang Amadeus Mozart.

Dengan mengabaikan bakat bawaan, seseorang bisa menjadi ahli apa saja bila menghabiskan jam latihan selama 10.000 jam. Waktu 10.000 jam bisa dicapai dalam tujuh tahun bila melakukan hal yang sama empat jam per hari. Lebih lama akan lebih cepat dan sebaliknya. Ini dibuktikan lewat penelitian di awal 1990-an oleh psikolog K. Anders Ericsson dan dua rekannya di Academy of Musicdi Berlin. Semua pemain elit biola kelas dunia di akademi tersebut, telah mencapai 10.000 jam.

Hukum 10.000 jam juga ditulis oleh Malcolm Gladwell dalam buku Outliers. Jadi jika kita ingin ahli di bidang apa saja, kita harus belajar, berlatih dan berkarya dalam 10.000 jam terlebih dahulu. Bahkan ini telah menjadi ilmu pasti, sekaligus mematahkan mitos determinasi bakat alam.

Rumus ini telah terbukti pada komponis klasik Mozart. Ia sudah berlatih sejak usia enam tahun, dan setelah sepuluh tahun menciptakan berbagai concerto yang terbilang biasa, barulah pada usia 21 tahun, Mozart mulai melahirkan karya agungnya. Menurut kritikus musik Harold Schonberger, itu terjadi setelah Mozart melewati 10.000 jam. 

Juga The Beatles yang mendunia setelah jam manggung mencapai 10.000. The Beatles mengorbit ke seluruh jagat setelah diundang ke Hamburg. Diharuskan tampil delapan jam per hari selama 270 malam dalam waktu 1,5 tahun. Pada 1964 The Beatles sudah tak terbendung. Mereka diperkirakan telah naik panggung 1.200 kali dan lebih dari 10.000 jam.

Orang hebat lainnya yang muncul setelah 10.000 jam adalah kaisar Microsoft bernama Bill Gates. Dalam waktu tujuh bulan di tahun 1971, Bill telah menghabiskan waktu 1.575 jam dengan komputer. Pada saat keluar dari Harvard di tahun kedua untuk mendirikan perusahaan perangkat lunaknya, ia sudah melampaui 10.000 jam.

Satu lagi untuk menutup sekian banyak bukti adalah pecatur dunia Bobby Fisher. Ia diperkirakan hanya butuh sembilan tahun untuk angka ajaib 10.000 jam. Bobby Fisher adalah pecatur paling lejen yang memang telah disumbangkan oleh alam, tapi untuk memastikan itu ia harus terus berlatih dan bertanding hingga 10.000 jam.

Masalah di kita adalah seperti kata Anthony Robbins, most people fail in life because they major in minor things. Kebanyakan orang gagal dalam hidup karena mereka unggul dalam hal-hal kecil.

Tanpa kita sadari kita telah melewatkan 10.000 jam hal-hal biasa. Sebentar lagi mungkin bermunculan para ahli goyang TikTok, atau pengamat drama Korea. Pergilah ke pasar basah, di sana Anda menemukan sangat banyak penjagal ikan dan pengupas bawang dengan standar internasional.

Bukan bermaksud satire, tapi ini adalah tentang pilihan. Tentang mantra sakti Man Jadda wa Jadda. Sebut Anthony Robbins, kita harus punya seni dan kemauan kuat untuk menaikkan level.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun