Lalu di mana posisi penulis? Mestinya dapat menjadi apa saja bila kita bicara profesionalisme. Penulis dapat dibebani tugas untuk menulis apa saja karena penulis dapat menjadi siapa saja (tidak disarankan untuk buzzer partisan dan elite mupeng). Atau siapa saja dapat menjadi penulis, dan siapa saja dapat memilih untuk tidak menulis.
Memilih untuk tidak menulis, bagi sedikit orang seperti memilih untuk tidak bernafas. Bagian terakhir ini betul-betul anti-mainstream, tapi mereka ada. Ketika terhenyak dalam fase zonk saat ini aku harus memilih apa. Apakah harus berhenti bernafas? Anda punya ide? Atau tulisan ini berakhir dalam 12 paragraf?. ~MNT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H