Sebagai contoh adalah hubungan antara dokter dan ahli farmasi. Pada zamannya dahulu, seorang dokter adalah profesi yang dapat menangani sekaligus memberikan obat pada pasien, namun pada masa kini peran pembuatan obat itu diserahkan kepada ahli farmasi sehingga tugas dokter menjadi semakin sempit, yakni hanya memeriksa dan mendiagnosa pasien untuk kemudian diberikan racikan obat yang harus ditebus di apoteker.
Pekerjaan dokter terus menyempit menjadi spesialis ini itu, misalnya spesialis gigi, kemudian spesialis bedah mulut, spesialis THT dan seterusnya, justru pada area yang sangat berdekatan.
Masyarakat milenial sebaiknya tidak memihak kepada salah satu kutub, tapi membuat elaborasi atas keyakinan dan rasa syukur bahwa kapasitas otak manusia yang terpakai hanya di bawah 10 persen dari seharusnya, masih banyak ruang kosong.
Spesialisasi memang lebih dalam tapi mereka lebih terkungkung atas ketidaktahuan atau bahkan ketidakpedulian pada banyak hal, sehingga menjadi generalis adalah keniscayaan zaman ultramodern. Nantinya akan tercipta manusia spesialis yang generalis multi tasking.
Yang berbahaya pada era milenial ini adalah 'spesialis hoaks generalis' yang tahu banyak hal untuk disesatkan, kemudian dibantu oleh para pengikutnya yakni para 'spesialis copas tok yang belum tercerahkan', maka calon korbannya harus pula membentengi diri menjadi netizen generalis. Welcome back manusia generalis! ~MNT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H