Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fakta (Hoax) yang Mengubah Dunia

14 November 2017   11:25 Diperbarui: 18 November 2017   13:13 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut ahli jiwa, dusta yang diulang terus menerus akan diterima sebagai fakta. Berbagai peristiwa besar yang terjadi dan sudah terlanjur mengubah dunia dan cara pandang umat manusia tidak semuanya benar, sebagian adalah kabar dusta yang diembuskan demi tujuan busuk dan terlanjur dipercaya.

Tulisan saya kali ini tidak serta merta ikut menuding berbagai fakta itu adalah hoax sebagai muslihat komplotan tertentu, namun mencoba menyeret beberapa peristiwa besar ke dalam 'kabar yang wajib dipertanyakan'. Fakta - fakta tersebut telah dan sedang menarik begitu besar minat para penganut Teori Konspirasi untuk menihilkannya agar dunia berada dalam pengetahuan sejarah yang lurus. 

Jika tidak ada yang bisa diubah karenanya, paling tidak bumi sudah disadarkan bahwa mereka sejauh ini ditipu mentah - mentah. Para penganut Teori Konspirasi juga meninggalkan PR besar kepada generasi penerus untuk menguliti sejarah hingga kebenaran ditemukan, serta mengambil sikap menghindari alur mainstream yang dianut kerumunan abadi dengan menerima mentah - mentah informasi apa saja.

Dalam posisi netral dan bebas nilai, fakta - fakta sejarah berikut ini telah digugat kebenarannya antara lain: kisah pendaratan pertama manusia ke bulan, misteri kekuatan Dolar Amerika, tragedi Holocaust berupa pembantaian enam juta Yahudi di kamar gas oleh Hitler, Protocol of Zion, klaim Israel atas Palestina, teka teki kematian Osama hingga kepada kisah - kisah kematian pesohor dunia.

Berbagai peristiwa dan skandal dunia yang mencengangkan lainnya juga telah selesai diselidiki dan menimbulkan kegegeran di mana - mana. Sedikit di antaranya adalah skandal di balik ketelanjangan wanita, mitos Drakula, Fremasonry dan Illuminati, jebakan utang oleh Bank Dunia, fenomena UFO, operasi intelijen CIA untuk menumbangkan para pemimpin dunia, kehausan Amerika terhadap ladang - ladang minyak di zona Sahara, konspirasi di balik tragedi WTC hingga kepada para selebriti dunia pemuja setan.

Kisah pendaratan manusia pertama ke bulan, adalah berita keajaiban teknologi antariksa yang menjadi pesakitan sejarah sepanjang waktu. Dunia modern sudah berusaha untuk membuktikan kebohongan Amerika dengan NASA-nya, tentang pendaratan di bulan yang palsu. Mulai dari teknologi yang mustahil, radiasi terhadap bulan yang mematikan serta berbagai keanehan dalam pencitraan astronot ketika melakukan pendaratan vertikal. Skakmat-nya adalah, dengan kecanggihan teknologi yang makin maju sekarang ini, justru tidak ada satu pun ekspedisi lanjutan ke bulan dilakukan. Neil Amstrong dicatat sebagai manusia pertama yang mendarat di bulan sekaligus pembohong terbesar abad ini. 

Dolar Amerika Serikat telah sangat lama yang diilusikan sebagai hard currency. Dengan kesuksesan penuh dikampanyekan oleh para penguasa di Amerika melalui The Federal Reserve. Bagai pesihir yang kalimat - kalimatnya berkekuatan magis, mereka menghipnotis penduduk bumi bahwa Dolar AS punya nilai sebaik dan berharga layaknya emas (as good as gold). Mereka hanya mengatakan dan orang -- orang pun percaya. Mantra sihir bagi pencitraan Dolar AS ini di belakang hari terbukti ampuh menempatkan Dolar sebagai satu-satunya Fiat Money tersukses sepanjang sejarah dunia. 

Teori Konspirasi menyebut, dunia telah lama digenggam oleh kekuatan tak kasat mata dari Yahudi dengan Protocol of Zion, melalui organisasi rahasia, juga Amerika dan antek neolib untuk menduduki dan menghisap seluruh sumber kekayaan dunia ketiga. Tebaran propaganda dan hoax berskala masif ditiupkan tiap waktu demi tujuan itu.

Untuk menarik simpati dunia dan demi menerima bantuan keuangan serta teknologi persenjataan, Israel dikabarkan membuat propaganda tentang enam juta Yahudi yang dibunuh di kamp konsentrasi, dibiarkan kelaparan dan menjadi korban percobaan senjata pembunuh massal. Holocaust yang dilancarkan Nazi itu dituding sebagai kebohongan besar, korban Hitler jauh di bawah angka enam juta, sebagian mati karena tifus bukan gas. Para ahli yang terlibat dalam penyelidikan menyebut, kamar gas Auschwitz memang ada tapi tak mungkin digunakan untuk membunuh. Gas yang dimaksud hanyalah Zyklon-B yang berfungsi mematikan bakteri dari pakaian korban tewas.

Berita hoax yang mengacu kepada teori Sigmund Freud dengan mengagungkan seks dan efek penyingkiran penutup aurat menjadi skandal kapitalis mode. Awal abad 20 aurat wanita adalah tabu dan langka dipertontonkan. Tidak banyak yang bisa dijual dengan gaun panjang yang menyentuh tanah. Hingga pada 1950 - an muncul era you can see dengan baju tanpa lengan dan rok mini. Masa inilah awal 'ketelanjangan' wanita. 

Para konspirator dunia mode makin berani menawarkan pakaian minim hingga bra tanpa tali di tahun 1968. Produk - produk dalaman wanita kemudian diproduksi secara massal berikut showbiz dan selebritas. Mereka seolah - olah berpihak kepada kebebasan wanita, sembari memetik keuntungan jutaan dolar dari bisnis 'menelanjangi wanita' yang juga berkelindan dengan mulai booming-nya industri pornografi. Namun juga tercium konspirasi besar untuk memobilisasi sebanyak - banyaknya wanita untuk memberontak terhadap aturan kitab suci. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun