Kepemimpinan adalah keteladanan. Pepatah lama bilang, “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, masih sangat relevan dimasa ini.
Secara perlahan, sistematis dan terus menerus, saya berupaya mengadopsi budaya 5S (seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitsuke) atau 5R (ringkas, rapih, resik, rawat dan rajin) dalam perusahaan.
Akan tetapi saya juga tahu, tanpa keteladanan, akan sulit orang-orang mengikuti apa yang anda inginkan. Kita sebagai pemimpin mesti menunjukkan jalan dan cara bagaimana 5S atau 5R itu dilakukan.
Saya mulai dari ruang kerja saya. Diruangan yang ukurannya sekitar 2,5 x 4 meter itu saya tempatkan 1 meja kerja, 1 meja samping, 1 set meja meeting untuk 8 orang, 1 lemari meja 3 laci, 1 tempat sampah plastik, 1 lemari arsip 4 laci yang diatasnya ada 1 rak buku kecil sederhana dan 1 nampan, juga tempelan dinding berupa 1 performance board sederhana dan whiteboard yang semuanya buatan pabrik sendiri, kecuali tempat sampah plastik.
Setiap hari saya mulai kerja, hal pertama yang saya lakukan adalah membuka laptop saya, koneksi ke LAN, switch on teleconference, barulah kegiatan kerja dimulai. Sebelum pulang, setelah saya tutup laptop dan mendiskonek LAN, switch off teleconference dan memastikan semua telah kembali ke posisi semula, barulah saya matikan AC, lampu dan pulang. Tidak pernah saya mengunci lemari ataupun pintu ruang kerja saya. Semua yang ada di dalam ruang kerja adalah bersifat publik, sedang yang confidential ada dalam tas kerja dan laptop saya. Ini saya lakukan sejak kali pertama saya bekerja hingga kini dan seterusnya.
Tidak ada satupun perangkat yang tidak saya gunakan karena semua perangkat yang tidak saya perlukan atau saya perlukan sekali-sekali saja telah saya singkirkan dari ruang kerja saya. Dan hingga saat ini, tidak pernah ada satupun barang saya yang hilang, saya tahu persis karena barang-barang itu sudah sangat ringkas sehingga sekali pandang saya bisa memeriksa kelengkapannya.
Sekali waktu, saya melakukan kegiatan bersih-bersih perangkat yang ada di ruang kerja saya itu, mulai dari telephone, teleconference hingga meja, lemari dan isinya. Sesaat sebelum meeting di ruang kerja saya itu, selalu saya semprotkan pengharum ruangan sehingga suasana meeting terasa nyaman. Demikian hal ini saya lakukan terus menerus hingga kini.
Dari sudut pandang produktivitas, bentuk ringkas, rapih dan resik menurunkan waste dan lost time serta meningkatkan utilitas ruang.
Saya tentu tidak serta merta berharap hal yang saya lakukan akan segera ditiru oleh orang-orang, tapi berjalannya waktu, jika hal ini bisa saya pertahankan, saya yakin banyak orang akan dapat melihat manfaatnya dan kemudian tertarik melakukannya juga buat dirinya sendiri.
Marilah kita mulai mempraktekan 5S atau 5R ini dalam kegiatan kita sehari-hari. Insya Allah, kita akan menjadi pribadi yang produktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H