Mohon tunggu...
Muhammad Najib
Muhammad Najib Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Makhluk yang tak kunjung usai menambang ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gordian Knot - Self Titled Album (1999)

5 September 2010   15:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:26 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_250397" align="alignleft" width="300" caption="Gordian Knot Self Titled Album (1999) (sumber: goolge.com)"][/caption] Sungguh pengangguran ini menyiksa diri, biasanya selalu ada gitar yang menemani dan "gitar" saya yang cantik yang menemani. Nah yang kedua ini mungkin bermakna konotasi =) Akhirnya saya putuskan mempublish note-note saya di 'fesbuk' yang sungguh tak bisa dikatakan banyak. Note hasil endapan ke-pengangguran-an yang sungguh tak layak untuk dipublish sebenarnya. Tapi, yah karena terpaksa, sudahlah saya lakukan apasaja untuk membunuh setan bosan ini. Jadi begini ceritanya: Gordian Knot Self Titled Album Malam terakhir saya 'terperangkap' di rumah orang tua karena besok pagi sudah harus kembali ke Surabaya untuk bergelut dengan urusan perkuliahan. Ah, sebaiknya saya jujur saja lebih karena saya sudah tidak tahan untuk bertemu dengan seseorang di sana =) Tiga hari saya di sini cukup banyak diisi dengan kontemplasi dan pola pikir ala filsuf.haha. Bukannya mau sok-sokan tapi sungguh saya cukup menganggur di sini dan ini lah yang membuat saya menggunakan istilah 'terperangkap' di atas sana. Bingung mencari pekerjaan apa yang bisa saya laruti di lain sisi berbagai hal terus berkecamuk di otak saya. benarbenar membuat pusing 23 keliling. Tapi cukup lah sejenak nihilisasi aktivitas bisa menyegarkan pikiran (dan semoga juga tubuh ato malah justru menambah tumpukan lemak?) dan membantu menjaga pola pikir yang lebih realistis. Sudahlah, kayaknya terlalu banyak kata pengantar nih ^^ Menikmati malam terakhir saya sempatkan untuk padamkan lampu menikmati semilir angin dan meresapi album instrumental dari band Prog / Post / Rock / Metal / asal US Gordian Knot yang merupakan album self titled tahun 1999. Terimakasih buat sahabat saya Dondy yang memberikan inspirasi untuk menulis review ini. 1. "Galois" ( – 2:05, Malone) - Malone Tak banyak yang bisa di review dari lagu pertama. singkat kata merupakan gerbang untuk musical journey membawa kita ke lain dunia. Ambience yang ditampilkan cukup horror. 2. "Code/Anticode" ( – 6:44, Malone) - Malone, Reinert, Gunn, Jarzombek Sebuah lagu yang cukup dinamis. memiliki sisi gelap (terutama pada part keyboard bagian awal) dan cukup banyak sisi optimisme yang terbangun dari beberapa pilihan nada solo gitar yang berbau 'major' di scale nya. mungkin itulah yang ingin disampaikan Sean Malone dkk, code (sisi gelap) anticode (sisi terang, optimisme, enlightment). ohyah, ketika mendengarkan lagu ini anda mungkin berpikir apakah sang gitaris punya multiple hand.hehe.di sini Trey Gunn memainkan Warr Guitar. thats why it sounds different and rich thingy. 3. "Reflections" ( – 6:49, Snelwar, Malone, Reinert) - Malone, Reinert, Snelwar lagu yang cukup statis yang terbagi menjadi 2 bagian secara garis besar.anda pasti dapat menentukan 2 bagian tersebut ketika mendengarkan lagu ini. solo gitar akustik yg diusung Ron Jarzombek menciptakan suasana yang easy listening dan radio friendly 4. "Megrez" ( – 4:00, Gunn, Malone) - Gunn bisa dibilang merupakan solo Warr Guitar dari Trey Gunn. dark atmospheric sound membawa kita secara musical ke alam yang kelam dan penuh keputusasaan 5. "Singularity" ( – 4:43, Malone, Snelwar, Reinert) - Reinert, Malone, Snelwar, Jarzombek, Gunn Sarat akan distorsi, sound gitar yang 'kotor', dan hentakan drum yang lebih bersemangat. Permainan chapman stick dari Sean Malone yang bercitarasa legato style hadir dominan di sini 6. "Redemption's Way" ( – 6:58, Malone) - Malone, Myung, Snelwar, Gunn Sangat etnik. membuat saya teringat akan Kitaro.haha. namun dengan sentuhan chapman stick dari John Myung dan Sean Malone 7. "Komm süsser Tod, komm sel'ge" ( – 2:24, J.S. Bach, arr. Malone) - Malone Sean Malone memainkan Bach score yang diaransemen ulang dan dimainakan dengan solo chapman stick 8. "Rivers Dancing" ( – 7:35, Malone, Snelwar, Reinert) - Reinert, Snelwar, Malone, Jarzombek, Gunn diawali hi speed rock dengan bumbu arpeggio di sana sini. part calm down di tengah lagu cukup memberikan kesempatan 'bernapas'. suguhan solo yang cukup apik dan progresif, cukup banyak teknik yang terpapar mulai dari sweep picking sampai alternate yang cukup cepat. 9. "Srikara Tal" ( – 9:18, Malone) - Malone, Myung, Gunn etnik atau lebih tepatnya world music. malone dan myung saling jual chapman stick dalam konteks solo part tentunya =)) dengan back sound perkusi ber beat tetap 10. "Hidden Track: Grace" – 7:34 mengingatkan saya dengan proyek John Petrucci dan Jordan Rudess, dengan tanpa Mr Rudess pastinya. Sesuai dengan judulnya, aransemen yang significantly graceful and peaceful. entah kebetulan atau tidak, di album An Evening With John Petrucci and Jordan Rudess ada track yang berjudul State of Grace :) ah ini kan hidden track, tidak seharusnya saya review.haha 11. "Japanese Exclusive Bonus Track: Unquity Road" – 5:28 sounds jazzy! tidak ada credit tertera, agak kesulitan menentukan siapa gitarisnya, bahkan melalui stylenya. tapi kemungkinan besar Adam Levy yang disebut-sebut juga berkaitan dengan proyek ini. anyway, this tune quite mind blowing last but not least, secara general merupakan album yang cukup mampu membawa kita ke musical journey, mulai dari india sampai seattle, mulai dari afrika sampai dinginnya skandinavia. 4 star outa 5 pantas lah untuk avid prog listener =))

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun