Mohon tunggu...
Muhammad Najib
Muhammad Najib Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Makhluk yang tak kunjung usai menambang ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mencari Pengganti Mike Portnoy

23 April 2011   07:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:30 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_102639" align="aligncenter" width="400" caption="source: maelstrom.nu"][/caption] Jujur setelah melihat cuplikan trailer di atas yang ada di pikiran saya adalah: sejak kapan Dream Theater mengekor trend reality show di televisi Indonesia? Haha. Tapi sudahlah, mungkin ini hanya salah satu strategi pemasaran dari manajemen. Tak dapat dipungkiri, uang memang yang membuat dunia ini tetap berputar bukan? Tujuh orang penggebuk drum dunia memperebutkan kursi yang ditinggalkan Mike Portnoy. Bukan merupakan pekerjaan yang mudah untuk menjatuhkan vonis, semua adalah drummer hebat kelas dunia. Seleksi sudah tidak pada tataran skill, tapi cenderung ke gaya bermain dan chemistry. Tujuh orang hebat itu adalah:

Mike Portnoy memang sulit tergantikan. Tidak hanya seorang drummer dengan skill yang diakui oleh seluruh dunia, tetapi Portnoy juga seorang yang memiliki pribadi yang luar biasa. Memiliki karisma dan dedikasi yang tinggi adalah elemen penting dari seorang Portnoy. Sulit bukan berarti tidak mungkin, dan audisi ini seharusnya dapat membuktikan pernyataan tadi. Setelah melihat beberapa posting video tujuh drummer di youtube, saya rasa orang yang paling tepat menggantikan Portnoy adalah Aquiles Priester. Mengapa Priester? Tak lain dan tak bukan adalah akibat video ini: Gaya permainannya mengingatkan pada Portnoy, cara memukul simbal, fill in tombs, sampai kreativitas odd tempo. Walaupun mirip, tak ada sesuatu di dunia ini yang mutlak sama. Perbedaan itulah yang akan membuat Priester memberikan warna baru pada musik Dream Theater dan membuatnya lebih kaya. Ah, ini hanya sekedar opini saya, tentu saja keputusan ada di tangan John, John, Jordan, dan James. Lantas bagaimana dengan opini Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun