Mohon tunggu...
Muhammad Najib
Muhammad Najib Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Makhluk yang tak kunjung usai menambang ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cerita di Balik Lagu: Dream Theater - Another Day (1992)

6 September 2010   04:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:25 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kita mungkin kadang kurang memperhatikan lirik dari sebuah lagu (apalagi kalau lagu berbahasa asing, lebih lagi kalau ga paham bahasanya -haha tentu saja). Padahal, lirik lagu merupakan salah satu elemen kekuatan dari sebuah lagu, di samping irama dan melodi. Layaknya puisi, sajak, pantun, syair atau apalah namanya, lirik dari sebuah lagu mempunyai makna tertentu, baik tersurat maupun tersirat, denotatif maupun konotatif. Dalam kesempatan ini (haha,kayak ceramah aja) saya akan membedah salah satu lagu dari band -yang meskipun kurang terkenal jika dibandingkan dengan fenomena Keong Racun Shinjo di Indonesia Raya tercinta ini.haha- Dream Theater yang diambil dari album Images & Words (1992, Atco Records) berjudul "Another Day" dan marilah kita selami keindahan makna liriknya :) [caption id="attachment_250891" align="alignnone" width="200" caption="Images and Words (sumber: google.com)"][/caption] Another Day Live another dayClimb a little higherFind another reason to stayAshes in your handsMercy in your eyesIf you're searching for a silent skyYou won't find it hereLook another wayYou won't find it hereSo die another dayThe coldness of his wordsThe message in his silence"Face the candle to the wind..."The distance in my voiceIsn't leaving you a choiceSo if you're looking for a time to run awayYou won't find it hereLook another wayYou won't find it hereSo try another dayThey took pictures of our dreamsRan to hide behind the stairsAnd said maybe when it's right for you, they'll fallBut if they don't come downResist the need to pull them inAnd throw them awayBetter to save the mysteryThan surrender to the secretYou won't find it hereLook another wayYou won't find it hereSo try another day Liriknya ditulis seluruhnya oleh John Petrucci. Jay Beckenstein dari Spyro Gyra, mengisi part saxophone dalam lagu ini. Ada beberapa interpretasi arti dari lirik lagu ini:

  • Merupakan pengalaman pribadi John Petrucci atas ayahnya yang menderita kanker dan kemudian meninggal pada tahun 1996. Seseorang yang berusaha memberikan harapan, optimisme, keyakinan untuk hidup, kepada orang khususnya adalah ayah John Petrucci dan secara general semua orang yang mendengarkan lagu ini. "Find another reason to stay" Meminta kepada ayahnya untuk tetap hidup Part kedua: "The coldness of his words The message in his silence "Face the candle to the wind..." dan seterusnya. Menyiratkan akan kesiapan ayahnya untuk meninggalkan dunia, dan mejelaskan bahwasanya sang anak harus menerima kenyataan.
  • Seseorang yang berusaha mencegah orang lain untuk bunuh diri. Ada dalam verse "so die another day... better to save the mystery." "Ashes in your hands Mercy in your eyes If you're searching for a silent sky"
  • Mental illness dan berusaha untuk menghadapinya sebagai penderita maupun keluarga "they took pictures of our dreams..."

Menurut saya interpretasi pertama yang paling relevan terhadap lirik lagu ini. FYI, lagu Take Away My Pain dari album Falling into Infinity (East West, 1997) merupakan lagu yang ditulis untuk mengenang kematian ayah John Petrucci akibat kanker. Yah bisa dibilang sekuel dari lagu ini sepertinya. Meskipun begitu tidak menutup kemungkinan interpretasi lain juga secara implisit terkandung di dalamnya. Seperti lagu legendaris dari band legendaris asal Inggris: Bohemian Rhapsody - Queen yang sampai saat ini masih silang siur maksud sebenarnya di balik lirik lagunya. Good song has many interpretation. Ah mungkin pepatah ini tidak berlaku untuk band-band karbitan yang sering muncul di layar TV kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun