Mohon tunggu...
Muhammad Naufal Lubis
Muhammad Naufal Lubis Mohon Tunggu... Konsultan - Mencoba bercerita tapi ini bukan sebuah berita

Saat seorang sahabat pergi tanpa alasan, yang ku tau hanya mencari cara untuk membawanya kembali bersama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Demi Segelas Kopi | Puisi Singkat

25 Februari 2021   20:58 Diperbarui: 25 Februari 2021   21:44 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AKu hadir di setiap pagi,
menjadi yang pertama, lalu berdua, hingga akhinya ramai.
ini bukan kewajibanku, tapi sudah menjadi kebiasaan ku setiap hari.
datang, tiba lebih awal, membakar sebatang rokok ditemani secangkir kopi.

Sempat aku merasa bosan ketika datang di pagi hari.
terkadang aku mencoba untuk terlambat, tapi tak pernah membuahkan hasil.
Selalu gagal, tetap menjadi yang pertama ketika jam kerja dimulai.
mata memerah, badan terasa lelah, keringat mulai membeku menjadikan ku seperti sebuah fosil.

Aku tak menyesal datang lebih awal.
bahkan matahari tak pernah mengeluh hadir di setiap pagiku.
tapi mengapa hadirku tak bersinar seperti matahari.
tak membawakan panas yang membuat semangat.
apa ini dosa?, menjadikan kebaikan terlihat seperti dusta.

Jiwaku memang belum sembuh, mawar merah terlihat layu dimataku.
luka lama pun terasa mengucurkan pedih mengiris hati.
mengalirkan darah yang membuat buta akan dunia.
menghempas niat baikku menjadi derita.

Kini aku telah hadir kembali.
Tetap menjadi yang pertama di setiap pagi.
walau ini bukan sebuah prestasi.
tapi ini demi segelas kopi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun