“Hambatan pikiran terbesar yang harus Anda singkirkan adalah kepercayaan Anda pada kekurangan dan kelemahan diri Anda sendiri.”
–Bryan Tracy–
Untuk menuai keberhasilan –dalam hal apa pun– kita harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Tanpa percaya diri, kita tidak akan bisa melalui tahap-tahap menuju kesuksesan. Karena, kita akan selalu di hantui oleh rasa khawatir, cemas dan ketakutan yang berlebihan. Pada gilirannya, hal itulah yang membuat kita mandek, putas asa dan enggan untuk memperjuangkan apa yang kita impikan.
Kepercayaan diri tak ubahnya sebuah tameng untuk melindungi diri dari penyakit-penyakit penghambat meraih kesuksesan. Orang yang selalu percaya diri, dalam dirinya akan timbul rasa optimisme tinggi dalam menghadapi berbagai hal yang sulit sekalipun. Semua tahu, kesuksesan hanya akan datang pada orang yang mempunyai optimisme tinggi untuk mencapainya.
Selain itu, dalam al-Qur’an Allah swt melarang umat Islam untuk berputus asa. Dengan kata lain, kita dianjurkan untuk selalu berpakian baju optimisme dalam menghadapi segala hal, terutama dalam menggapai impian-impian kita. Seperti tadi, karena tanpa optimisme hasilnya akan nihil.
Coba kita perhatikan orang-orang sukses di dunia ini, mayoritas mereka adalah orang-orang yang memiliki optimisme dan kepercayaan diri yang begitu tinggi. Sehingga mereka dapat memetik buah segar keberhasilan. Salah satu tamsil nyata adalah Shahabat Abdurrahman bin ‘Auf.
Saat dia hijrah ke Madinah, dia dipersaudarakan dengan Shahabat Anshar yang sangat kaya raya, Sa’d bin Rabi’. Kemudian Sa’d bin Rabi’ berkata kepada Shahabat Abdurrahman bin Auf, “Aku termasuk orang Anshar yang mempunyai banyak harta. Harta itu akan aku bagi dua, setengah untuk Anda dan setengah untukku. Aku juga mempunyai dua orang isteri; lihatlah mana yang Anda pandang paling menarik.Sebutlah namanya, dia akan segera kucerai. Setelah habis masa iddahnya Anda kupersilahkan menikahinya.”
Abdurrahman menjawab, “Semoga Allah memberkati keluarga dan kekayaan Anda. Tunjukkan saja kepadaku, di manakah letak pasar kota kalian.” Setelah ditunjukkan, ia pun berdagang dan pada akhirnya Shahabat Abdurrahman bin Auf menjadi saudagar yang sangat kaya raya di Madinah.
Tentu, semua itu tidak akan di dapat oleh Shahabat Abdurrahman bin Auf jika saja dalam dirinya tidak terdapat kepercayaan diri yang tinggi dan optimisme yang tinggi pula. Boleh jadi, ia akan memilih menerima harta pemberian saudaranya jika dalam dirinya tidak ada sikap percaya diri dan optimisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H