Mohon tunggu...
Healthy

Kesehatan Drop Pas Lebaran, Kamu Juga Gak?

12 Juli 2016   08:17 Diperbarui: 12 Juli 2016   08:25 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hari raya Idul Fitri adalah lebaran yang dinanti-nanti setiap Muslim. Merupakan hari kemenangan setelah berjuang menahan lapar, dahaga serta melatih kesabaran sebulan lamanya. Selain itu juga Ramadhan merupakan bulan dimana optimalisasi peningkatan ibadah lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya disamping pahala yang dilipatgandakan ada juga pe-refresan fisik dengan merutinkan makan secara teratur dengan mengistirahatkan organ lambung. Sebab dalam suatu hadist disebutkan bahwa segala penyakit itu berawal dari perut. Artinya bahwa ini bergantung pada apa yang kita makan dan bagaimana pola makan yang biasa kita lakukan akan sangat menentukan kesehatan tubuh yang kita rasakan.

Suatu pengalaman istimewa hari-hari lebaran ini. Seperti biasanya dikarenakan kesibukan mengurus zakat yang saya sendiri adalah salah satu anggota amil disalah satu yayasan dikota saya tinggal, Bengkulu. Sehingga mengharuskan saya untuk pulang pada H-1 lebaran. Itu saja pulangnya sore sekitar pukul 16.00 wib. Jarak dari Kota Bengkulu menuju kampung halaman sekitar 2 jam perjalanan motor dengan kecepatan rata-rata 60 Km/jam. Teriknya matahari siang yang mengakibatkan jalanan makin berdebu disore hari terpaksa menjadi teman setia setiap perjalanan mudik. Mencoba menghindari hirupan udara bercampur debu dengan mengikatkan sapu tangan yang lumayan lebar untuk dijadikan masker. Namun apa daya, mungkin karena kondisi badan yang bisa dibilang udah diujung tanduk dalam hal ketahanan tubuh, akhirnya.. ya akhirnya.. Dibaca sampai akhir ya.. hehe.

Buka puasa terakhir saya lakukan bersama keluarga. Malam takbiran setelah shalat Isya saya menghadiri pertemuan reuni bersama teman-teman sekolah dulu. Merupakan suatu keharusan bahwa setiap malam lebaran kami yang telah berada diberbagai daerah baik untuk menempuh pendidikan maupun telah bekerja, setiap malam lebaran harus berkumpul. Makan bersama dan saling mengenang indahnya perjuangan masa SMA.

Tibalah keesokan harinya kita sudah berada di hari kemenangan, Idhul Fitri. Setelah shalat ied sayapun sungkem dengan orangtua dilanjutkan dengan kunjungan  ketetangga dan saudara terdekat. Berbagai minuman disediakan, jajanan yang ada ditawarkan agar dicicipi. Maka sayapun melakukan hal itu, menjadi chef yang mencicipi setiap kue lebaran. Tidak hanya kue, ketupat sayurpun saya embat! hehe..

Bisa jadi karena kondisi tubuh yang belum siap menerima asupan makanan sebanyak dan seanekaragam kue lebaran, maka setelah shalat zuhur saya menyempatkan untuk tidur siang di masjid. Sekitar jam 14.00 wib terbangun, terasa aneh sekali badan. Berat, pusing dan tenggorokan begitu terasa serak-serak sakit. Ternyata benar, malamnya saya terkena flu berat. Wow, MasyaAllah. Ampun dah kalau jalani hari diawal-awal gejala flu. Kamu pasti ngerasain deh gimana rasanya. Nano-nano tahu.. hehe. Tapi masihlah kemudian silahturahmi dilanjut.

Hari lebaran kedua, ketika harus berkunjung bersama teman-teman untuk silahturahmi kepara Guru SMA dulu serta ke rumah ustadz-ustadz, saya ikuti dengan kondisi badan yang semakin down. Flu dan batuk. Tapi saya tetap bertekad bahwa sakit itu jangan dimanja. Harus dilawan dan terus diberikan sugesti pada diri untuk segera sembuh. Teringat pada pelatihan relawan di Medan beberapa bulan yang lalu. Ada sebuah motto yang selalu terngiang dalam telinga, yakni "Jangan menyerah dengan keadaan!" Lawan dan lawan. Alhamdulillah hari kedua sukses terlewati walaupun dengan keadaan badan sedang sakit. Tapi jika terbayang besarnya pahala bersilahturahmi maka sakit mampu ditahan agar tetap go bersama kawan-kawan.

Teringat juga satu hadits yang mungkin temen-temen kompasioner bisa browsing sendirilah. Kalau saya timpukkin tu hadits disini entar makin panjang aja ini cerita.. hehe.. Haditsnya kurang lebih menyebutkan bahwa tidaklah seorang muslim itu merasa sakit bahkan hanya tertusuk duri kecil saja melainkan itu akan dihitung sebagai pahala baginya. Waduuh,, mantaps! Pokoknya setiap batuk pas silahturahmi ingetnya cuma pahala aja dah yang didapat..

Mungkin itulah sedikit pengalaman lebaran kemarin. Ya jika kompasioner sekalian berkenan mengambil hikmahnya saya sangat senang sekali. Terutama pada segi makan kue lebaran yang main tancap aja. Jangan ditiru yah.. enggak sholeh, hehe.. Tapi barangkali temen-temen sekalian mengalami hal yang sama yakni sakit dihari lebaran. Maka yakin aja dah pasti ada pahalanya. Pahala sakit dan pahala silahturahmi tentunya. Enggak ada yang sia-sia deh, InsyaAllah..

Oke. Met lebaran semuanya. Mohon maaf lahir batin ya.. :D

by MME

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun