Mohon tunggu...
Mochamad Munib Huda
Mochamad Munib Huda Mohon Tunggu... -

Terlahir di kampung, tidak selamanya jadi 'kampungan'. Meski penghayatan terhadap akar tradisi masih sangat kental, sikap moderasi masyarakat memberikan arah orientasi perubahan yang luar biasa. Di satu sisi, mereka tetap memelihara sesuatu yang baik di masa lampau --sementara, di sisi lain, mereka bersikap memilih sesuatu yang baik --yang dianggap baru. Dari sinilah, modernisasi menjadi bagian yang melekat dalam diri mereka, bukan suatu hal yang asing --yang, karenanya harus dilawan. Sejak itu, aku tetap orang kampung. Dan, Indonesia adalah kampung halamanku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fatwa Angkuh MUI

29 Juli 2010   15:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:28 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Soal keyakinan maupun sisi bathiniyah seseorang bukanlah urusan manusia lain, melainkan urusan Tuhan sendiri. Saya sendiri menyayangkan --dalam kasus Ahmadiyah, sikap MUI yang telah berani menilai kadar aqidah mereka. Jika saja, ketika itu, MUI bersikap sebatas menyampaikan dakwah kebenaran, itu yang lebih baik. Bukan seperti sekarang ini, yang justru malah memvonis sesat. Ironisnya, sikap pemerintahan SBY sendiri juga --seperti tak paham masalah dan harus berbuat apa, terkesan membiarkan sebagian warga negaranya yang harus terancam kehilangan haknya.

Terakhir, sebagai masyarakat biasa, kita hanya berharap sikap arif dan bijaksana terharap para tokoh ulama, terutama ketika mengumandangkan fatwa tadi, bahwa persoalan masyarakat --khususnya, bangsa dan negara kita --umumnya, tidaklah sesederhana seperti yang kita asumsikan. Apakah memang, hanya ada tersisa sebuah  pendapat hukum (fatwa) hitam ataupun putih (halal atau haram) saja, dalam melihat dunia ini? Semoga saja tidak..!!!

Jakarta, 29/07/10

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun