Soal keyakinan maupun sisi bathiniyah seseorang bukanlah urusan manusia lain, melainkan urusan Tuhan sendiri. Saya sendiri menyayangkan --dalam kasus Ahmadiyah, sikap MUI yang telah berani menilai kadar aqidah mereka. Jika saja, ketika itu, MUI bersikap sebatas menyampaikan dakwah kebenaran, itu yang lebih baik. Bukan seperti sekarang ini, yang justru malah memvonis sesat. Ironisnya, sikap pemerintahan SBY sendiri juga --seperti tak paham masalah dan harus berbuat apa, terkesan membiarkan sebagian warga negaranya yang harus terancam kehilangan haknya.
Terakhir, sebagai masyarakat biasa, kita hanya berharap sikap arif dan bijaksana terharap para tokoh ulama, terutama ketika mengumandangkan fatwa tadi, bahwa persoalan masyarakat --khususnya, bangsa dan negara kita --umumnya, tidaklah sesederhana seperti yang kita asumsikan. Apakah memang, hanya ada tersisa sebuah  pendapat hukum (fatwa) hitam ataupun putih (halal atau haram) saja, dalam melihat dunia ini? Semoga saja tidak..!!!
Jakarta, 29/07/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H