Mohon tunggu...
M Mujtaba Fauzia
M Mujtaba Fauzia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Politeknik Negeri Semarang

Mahasiswa jurusan akuntansi program studi akuntansi manajerial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Penggunaan Jalan Utama Sebagai Jalur Kendaraan Proyek terhadap Penjual Jajanan di Daerah Kaliwungu

18 Oktober 2024   00:39 Diperbarui: 18 Oktober 2024   00:56 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

UMKM yang bergerak di bidang street food di Kecamatan Kaliwungu tepatnya di daerah sekitar Pasar Gladag, memainkan peran penting dalam mendukung perekonomian setempat. Beragam jajanan kaki lima seperti kue pancong, aneka gorengan, dan bakaran selalu diminati oleh warga dan pengunjung. Tetapi, situasi mulai berubah belakangan ini karena adanya truk-truk besar proyek yang sering melewati jalan utama di Kaliwungu. Walaupun proyek tersebut tidak berlangsung di daerah ini, jalan tersebut tetap digunakan sebagai jalur pengangkutan material dari luar daerah. Akibatnya, jalan menjadi berdebu dan mengganggu kenyamanan pengguna jalan. Kondisi ini juga berdampak negatif pada para pedagang jajanan kaki lima yang merasakan penurunan jumlah pembeli. Banyak pelanggan merasa kurang nyaman dengan debu yang bertebaran, sehingga enggan untuk berhenti dan makan di tempat.

Kendaraan proyek yang kerap melintasi jalan utama di Kaliwungu menyebabkan para pedagang mengalami penurunan jumlah pembeli secara signifikan. Truk-truk besar tersebut membuat debu terbang ke udara yang kemudian menyebar ke area sekitar tempat pedagang berjualan. Akibatnya, suasana yang berdebu membuat pelanggan tidak lagi merasa nyaman untuk menikmati makanan di lokasi. Banyak dari mereka memilih untuk tidak berhenti atau hanya membeli makanan dengan cepat tanpa makan di tempat. Para pedagang terpaksa harus membersihkan lapak mereka lebih sering, tetapi debu tetap datang karena arus kendaraan proyek. Beberapa pedagang bahkan terpaksa tutup lebih awal karena pelanggan semakin berkurang. Meskipun ada upaya membersihkan jalan, masalah debu masih belum bisa diatasi dengan tuntas.

Lalu lintas kendaraan proyek yang melewati jalan utama di Kaliwungu memberikan dampak buruk bagi pedagang di wilayah tersebut. Debu yang dihasilkan oleh kendaraan-kendaraan berat membuat pelanggan enggan datang dan menyebabkan pendapatan pedagang menurun. Meski pedagang sudah berusaha menjaga kebersihan, debu tetap menjadi hambatan yang membuat suasana berjualan tidak nyaman. Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah menyiram jalan secara rutin untuk mengurangi debu. Selain itu, pemerintah daerah perlu mempertimbangkan pengalihan rute kendaraan proyek agar tidak terlalu mengganggu kegiatan ekonomi di Kaliwungu. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan kondisi usaha para pedagang dapat kembali normal seperti sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun