Mohon tunggu...
Mangara Maidlando Gultom
Mangara Maidlando Gultom Mohon Tunggu... profesional -

nil sitis nisi optimum (tidak ada tempat terbaik selain tempat pertama)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tarombo-ku

16 Agustus 2015   18:01 Diperbarui: 4 April 2017   18:20 2615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Silsilah dan legenda di atas, lebih melekat ke kaum Batak Toba. Untuk sub suku Batak lainnya, seperti Karo, Simalungun, Angkola, Pak-Pak, dan Mandailing, memiliki legenda tersendiri mengenai asal muasalnya. Sistem penomoran pada marga, hanya berlaku bagi Batak Toba, yang lainnya tidak menggunakan penomoran pada marga.

Begitulah legenda lahirnya si Raja Batak. Legenda memang perlu ditelusuri kebenarannya, namun itulah sejarah/cerita yang diwariskan secara turun temurun oleh para orang-orang tua dahulu. Itulah bangsa Batak, yang dalam sejarahnya telah melahirkan semacam agama atau keyakinan yang disebut Malim. Jika saja dahulu orang-orang Batak itu sudah berpikiran modern seperti di Yunani, Romawi, maupun daerah-daerah Timur Tengah, tentunya sudah banyak orang Batak yang keluar dari Sianjur Mula-Mula untuk menyebarkan agama Malim ke pelosok bumi, seperti yang dilakukan oleh para penyiar agama-agama besar di dunia ini. Sekalipun banyak orang Batak yang berpindah agama, namun mereka tak pernah menistakan maupun meremehkan agama leluhurnya. Bisa dilihat dari berbagai pesta adat Batak yang menyebut-nyebut nama leluhur, yang mana kegiatan-kegiatan adat Batak merupakan ritual agama Malim. Mereka tetap melakukannya, meskipun agama mereka bukan agama Malim. Itulah orang Batak yang kampungan, tapi tidak gegabah untuk mengklaim agama yang dianut leluhurnya (Malim) sebagai yang paling benar. Maaf melebar, paragraf ini mungkin lebih tepat untuk menabok mulut-mulut yang mengklaim lebih suci karena agama yang dianutnya, dan mengkafirkan orang-orang yang tidak menganut agama yang dianutnya.

Rangkaian sejarah maupun legenda di atas belum dapat dikatakan sempurna atau valid seluruhnya. Tentu masih ada kemungkinan terjadi kekeliruan, karena proses yang panjang dalam mempertahankannya. Saya selalu membuka diri terhadap kritik maupun masukan agar rangkaian di atas menjadi lebih sempurna/valid, tentunya dengan alasan-alasan yang masuk akal dan/atau terbukti jelas. Silahkan memuat pada spot komentar di bawah.

Tulisan ini dimaksudkan untuk mempertahankan sejarah, legenda, dan budaya Batak, khususnya Batak Toba, sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang besar ini.

Horas gabe ma di hita saluhutna!!

 

 

Balikpapan, 16 Agustus 2015

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun