Mohon tunggu...
Muhamad Romli
Muhamad Romli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar Yang Tak Kunjung Pintar

Mahasiswa semester 4 jurusan Ilmu Hukum universitas Singaperbangsa Karawang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Khidmat Alam Bawah Sadar

6 Maret 2021   01:02 Diperbarui: 6 Maret 2021   01:02 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika di pesantren, kita dikenalkan dengan istilah khidmat yang bermakna takzim, hormat, dan pengabdian. Maksud pengabdian di sini adalah melakukan segala sesuatu untuk yang dikhidmati (kiai, pesantren, agama, dan bangsa) tanpa pamrih sedikit pun, yang kemudian hal ini disebut lillhi ta'l. Begitulah memang seharusnya prinsip seorang santri: mengabdi tanpa pamrih.

Bagaimana penerapannya? Saya tidak bisa melihat hati siapa yang melakukan sesuatu lillh dan siapa yang bertindak li-l-syai'in khor. Yang pasti, hal itu sangat ditekankan di pesantren.

Sekian tahun ditempa di lingkungan seperti itu, dengan konsep khidmat yang kental, meski tidak sepenuhnya lillh, alam bawah sadar (subconscious) saya tetap memerintah untuk melakukan segala hal tanpa pamrih. Oleh sebab itu, saya terkadang agak kikuk ketika membantu seseorang, lalu tiba-tiba orang itu memberi uang atau sesuatu. Jadi, hal yang sering terjadi adalah perdebatan antara butuh uang dan ketidakpamrihan. Di sebuah sisi memang saya lagi pengin pegang duit, di sisi lain itu bukan sesuatu yang mesti diupahi (menurut saya).

Pernah suatu ketika membantu orang sampai berlumuran keringat, jadi wajar kalau si terbantu memberi upah sekian uang. Saat si terbantu menyodorkan upah, saya kikuk, apalagi melihat nominalmya yang cukup besar bagi saya. Kikuk karena memang dari awal tidak niat untuk itu.

Jadi, bagi santri, membantu orang lain tanpa diberi imbalan bukan lah sebuah masalah. Mereka sudah terbiasa dengan hal-hal sepeeti itu. Namun, hal yang mesti diingat adalah: santri itu perutnya lapar terus. Makanya, memberi mereka (baik sebagai imbalan atau sedekah) merupakan sebuah kemaslahatan.

21.2.21

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun