Teh Kompos yang bertujuan untuk memberikan wawasan dan keterampilan baru kepada petani dalam menciptakan lingkungan pertanian yang lebih ramah lingkungan dan produktif.
Pada hari Senin, 21 Juli 2023, Desa Besuki menjadi saksi dari sebuah inisiatif berharga dalam upaya meningkatkan kesehatan tanaman di Kelompok Tani, Desa Besuki. Dalam acara yang diadakan di Balai Desa setempat, diselenggarakan Sosialisasi dan Pelatihan PembuatanAcara tersebut merupakan Program Kerja yang dilaksanakan Oleh MMD Kelompok 501 dengan Muhammad Zainul Arifin (Zain) sebagai penanggung jawab yang telah berkomitmen untuk memberdayakan petani dengan pengetahuan tentang praktik pertanian berkelanjutan.
Kegiatan pelatihan ini dilatarbelakangi oleh maraknya penggunaan pupuk Kimia oleh petani di desa Besuki yang dapat berdampak negatif terhadap lingkungan melalui pembuatan teh kompos ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.Â
Peserta acara sosialisasi dan pelatihan ini terdiri dari petani dari Desa Besuki. Mereka sangat antusias dan tertarik untuk belajar tentang manfaat teh kompos dalam meningkatkan kesehatan tanaman.
"Pemanfaatan teh kompos sebagai pupuk organik dapat meningkatkan ketahanan terhadap penyakit atau patogen, dan meningkatkan kesehatan tanaman sehingga mengurangi penggunaan pestisida. Sebagai suplai hara terlarut bagi tanaman sehingga mengurangi penggunaan pupuk. Selain itu teh kompos juga bermanfaat meningkatkan populasi, diversitas dan aktivitas mikroorganisme tanah yang berperan dalam perbaikan struktur tanah, penetrasi akar dan pertumbuhan tanaman " kata Zain, Mahasiswa Pertanian Universitas Brawijaya dalam Sosialisasi tersebut.
Selama pelatihan, peserta diajarkan cara membuat teh kompos dari bahan-bahan organik yang mudah didapat di lingkungan sekitar, seperti sisa-sisa tanaman, limbah dapur, dan kotoran ternak. Bahan organik tersebut harus diolah terlebih dahulu menjadi kompos yang sudah matang atau terurai sepenuhnya.
Salah satu peserta, Bu Sri Harini mengungkapkan "saya pernah membuat hal yang mirip dengan pembuatan teh kompos namun tanpa menggunakan alat aerator dan tambahan molase." Selain itu, peserta lainnya mengungkapkan bahwa pelatihan ini memberikan ilmu baru yang bermanfaat mengingat para petani saat ini bergantung pada pupuk kimia yang sulit didapat dan harganya mahal.Â
Acara sosialisasi dan pelatihan pembuatan teh kompos ini berakhir dengan semangat tinggi dari para petani. Mereka berkomitmen untuk menerapkan pengetahuan yang didapatkan dalam kehidupan sehari-hari mereka dan juga berbagi informasi ini dengan petani lain di komunitas mereka.Â
Untuk mendukung keberlanjutan program ini alat-alat dan bahan yang masih tersedia, diberikan kepada salah satu ketua kelompok tani Desa Besuki. Melalui inisiatif seperti ini, diharapkan kesadaran tentang pentingnya pertanian berkelanjutan akan terus menyebar dan memberikan dampak positif pada kesehatan tanaman dan lingkungan di masa depan. Desa Besuki menjadi inspirasi bagi komunitas lain dalam menerapkan metode pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H