Mahasiswa Unviersitas Brawijaya, Kota Malang melakukan penanaman sejumlah pohon di Desa Sumberejo, Kabupaten Ponorogo sebagai salah satu kegiatan dalam program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) atau kerap dikenal dengan sebutan KKN (Kuliah Kerja Nyata).
Merujuk pada data Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) pada tahun 2023 diketahui bahwa Indonesia menempati urutan pertama dengan predikat polusi udara tertinggi di dunia. Jumlah polusi udara yang dihasilkan di Indonesia sendiri mencapai 163. Tingginya polusi udara yang ada di Indonesia inilah yang menjadi salah satu pemantik bagi teman-teman kelompok 460 untuk menjalankan kegiatan penghijauan dengan melakukan penanaman pohon.
Dilvan Nanda Anugrah, selaku penanggung jawab pada kegiatan ini menyampaikan bahwa, “Kegiatan penanaman pohon ini dipilih karena mampu memperbaiki kondisi tanah, mengurangi erosi, serta memperbaiki kualitas udara dan air. Selain itu, penghijauan juga mampu mengembalikan fungsi ekosistem yang hilang akibat adanya deforestasi”. Sebelumnya, dilakukan Sosialisasi “Perlindungan dan Pemulihan Ekosistem serta Keindahan Alam” untuk memberikan pemahaman terkait cara pemulihan ekosistem dan potensi alami yang dimiliki Desa Sumberejo kepada sejumlah warga, pemuda karang taruna, dan perangkat desa. Penanaman pohon dan sosialisasi dilakukan pada hari yang sama, yakni pada tanggal 25 Juli 2023.
Proses penanaman dilakukan di 2 (Dua) titik tempat, yaitu pada Lapangan Bola Desa Sumberejo dan Halaman Balai Desa Sumberejo. Kedua tempat tersebut dipilih karena memiliki lokasi yang strategis dan terletak di samping jalanan umum yang tentunya sering sekali dilewati oleh berbagai kendaraan. Lapangan tersebut memiliki luas ± 1.650 m2 dengan masing-masing pohon yang ditanami di sekeliling lapangan diberikan jarak 5 m.
Selain itu, dipilih jenis bibit pohon yang dapat mengurangi polusi udara, seperti pohon ketapang kencana dan alpukat. Berdasarkan data hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2020), diketahui daun pohon ketapang kencana memiliki efektivitas penyerapan terhadap polusi udara khususnya zat logam (Zn), timbal (Pb), dan tembaga (Cu) yang dihasilkan oleh asap kendaraan. Pohon ketapang kencana juga mampu membantu mengurangi dampak banjir dengan menyerap air melalui akarnya dan mengurangi aliran permukaan air yang cepat. Sementara itu, pohonnya yang rindang dapat menjadi tempat berlindung bagi berbagai jenis satwa sehingga turut menjaga ekosistem lingkungan sekitar. Jumlah pohon yang ditanamkan sebanyak 40 buah, dengan rincian 25 pohon ketapang kencana dan 15 bibit pohon alpukat.
Kegiatan ini mendapatkan dukungan positif dari sejumlah perangkat desa maupun warga Desa Sumberejo. Diharapkan langkah kecil yang dilakukan oleh teman-teman kelompok 460 di Desa Sumberejo ini dapat dijadikan contoh yang baik untuk tetap menjaga ekosistem dan kualitas udara di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H