Mohon tunggu...
M. Maulana Fajar Saifulloh
M. Maulana Fajar Saifulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa program studi Matematika Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Nature

Galon Sekali Pakai Menambah Sampah Plastik, Setuju atau Tidak?

22 Mei 2022   20:33 Diperbarui: 22 Mei 2022   20:39 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sampah plastik merupakan masalah yang tak kunjung usai hingga saat ini di Indonesia. Bahkan dari tahun ke tahun sampah plastik semakin menumpuk dan menjadi gunung sampah.

Berbagai cara telah dilakukan dari pemerintah, aktivis, maupun masyarakat tetapi hal tersebut dirasa kurang cukup karena banyak orang yang belum sadar akan bahaya sampah plastik. Baru-baru ini, banyak perusahaan air minum mengeluarkan galon sekali pakai. Hal ini menimbulkan polemik di antara banyak pihak yang sangat serius. 

Galon sekali pakai ini dinilai lebih higienis dan aman dibandingkan galon isi ulang. Secara bahan, perbedaan galon isi ulang ini menggunakan bahan plastik polikarbonat yang mengandung Bisphenol-A (BPA) sedangkan galon sekali pakai menggunakan bahan plastik jenis PET (Polyethylene Terephthalate). Secara harga jual, galon sekali pakai lebih murah dibandingkan galon isi ulang. 

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 75 Tahun 2019 tentang Pengurangan Sampah Plastik yang isinya produsen harus berperan aktif dalam mengurangi sampah dari produknya sendiri. 

Hal ini membuktikan bahwa pemerintah telah menegaskan dan meminta kepada produsen untuk selalu memperhatikan dampak produk yang dikeluarkan di masyarakat terhadap lingkungan. Peran produsen untuk pengurangan sampah juga diatur dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh greenpeace Indonesia yang bekerjasama dengan Universitas Indonesia mengenai uji sampel galon sekali pakai dan analisis sumber mata air, hasilnya bahwa terdapat temuan mikroplastik di sumber mata air yang jika dikonsumsi dalam waktu panjang akan berdampak pada kesehatan manusia. 

Sehingga, greenpeace Indonesia mengajak untuk tidak mengonsumsi air minum dalam kemasan sekali pakai. Menurut Peneliti Plastik Ecoton, Eka Chlara B., mengutarakan bahwa mikroplastik banyak ditemukan di muara sunggai sehingga berdampak pada ekosistem sungai khususnya ikan, kerang hijau, dan lainnya. 

Menurut Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI), Abdul Ghofar, mengutarakan bahwa galon sekali pakai dapat didaur ulang tetapi yang menjadi masalah adalah pengumpulannya yang sedikit sehingga perlu tanggung jawab produsen dalam memfasilitasi pengumpulannya.  Maka galon sekali pakai memiliki banyak dampak positif dan negatif. 

Di lain sisi, galon isi ulang lebih banyak dipilih di masyarakat dan didukung oleh para aktivis lingkungan karena penggunaannya yang ramah lingkungan. Galon isi ulang dapat higienis jika dicuci dan disterilkan terlebih dahulu sehingga mikroba yang ada di dalamnya dapat hilang. Galon isi ulang juga dapat menjadi gerakan dalam mengurangi sampah plastik. Jadi apa yang kalian pilih? Galon isi ulang atau galon sekali pakai? 

Dengan demikian galon sekali pakai banyak dampak positif dan negatif begitu juga galon isi ulang banyak juga dampak positif dan negatif tetapi yang harus digarisbawahi disini adalah masyarakat seharusnya telah sadar dengan sampah plastik yang kian menumpuk dan dapat mencemari lingkungan. 

Sampah plastik yang terdegradasi akan menghasilkan mikroplastik yang apabila bercampur dengan air minum dan masuk ke tubuh akan menganggu kesehatan pada diri. Maka perlu adanya rasa bijak dalam memilih galon air minum sebelum membeli dan selalu mengutamakan pelestarian lingkungan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun