Mohon tunggu...
Muhammad FajarMalik
Muhammad FajarMalik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fatum Brutum Amor Fati

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Pemikiran KHD dalam Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia

20 Desember 2023   22:59 Diperbarui: 20 Desember 2023   23:14 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari topik ini

Dulu saya percaya bahwa pendidikan adalah sepenuhnya berpusat dari guru dan murid hanya sebagai bank informasi yang tiap harinya selalu disetori dengan informasi pengetahuan dari guru bahkan sama juga dengan flasdish komputer yang akan di isi dengan copy paste file file dari komputer tanpa harus diperiksa apakah cocok ataupun tidak, murid tidak memiliki kebebasan bahkan saya sempat menyakini dulu bahwa sebagai murid harus banyak belajar buku dan budaya asing yang jauh dari realitas kodrat alam murid

Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik ini?

Setelah saya mempelajari mengenai pemikiran KHD banyak hal yang mulai terurai terutama dalam paradigma berpikir bahwa pendidikan bukan hanya tentang relevan dengan kodrat zaman berpaku pada buku bacaan saja atau mengikuti kemajuan globalisasi saja melainkan juga memperhatikan mengenai kodrat alam yaitu keadaan sifat dan bentuk lingkungan dimana mereka berada, karena saya dulu ketika sekolah merasakan seakan saya malah jauh dengan lingkungan saya sendiri baik dalam kebudayaan, maupun tradisi. Padahal salah satu tujuan pendidikan adalah sebagai tempat persemaian benih-benih kebudayaan 

Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan pemikiran KHD?

 Melatih dan membudayakan jawa yang terkenal dengan sangat menghormati orang (ngajeni wong liyo) seperti dengan berbahasa, dalam bahasa jawa ada 3 klasifikasi berbahasa kromo, madya dan ngoko, masing-masing memiliki fungsi kegunaannya. Seperti menggunakan bahasa kromo yaitu berbahasa lemah lembut dan tidak berteriak kepada orang yang lebih tua Seperti panjenengan (kamu), budaya berbahasa Jawa juga bukan hanya sekedar pengucapan melainkan pasti terikat juga dengan ungah-ungguh (bahasa tubuh) Seperti ketika bertemu dengan orang yang lebih tua kita dianjurkan untuk sedikit menundukan badan sebagai salah satu penghormatan.

Jikalau ditelaah budaya dengan berbahasa merupakan sebuah solusi yang ditekankan oleh KHD dalam menyjngkapi kodrat zaman

"Bahasa sebagai alat pengajaran karena besar pengaruhnya bagi peserta didik anak yang dibiasakan bahasa asing dan dijauhkan dari bahasanya, ia akan kehilangan prhubungan batin dengan orang tuanya sendiri dan kelak akan terasing dari bangsanya sendiri contoh anak muda yang sombong sampai berani melukai orang tuanya, maupun bangsanya. Maka ia adalah copy paste asing namun tidak wajar". (KHD)

Karena banyak anak didik yang hanya mengikuti kodrat zaman tanpa memilah mana yang baik dan  mana yang jelek (perkembangan zaman) dengan meningalkan kodrat Alamnya (lingkungan budayanya) yang berakibat pada maraknya anak didik yang berani menentang, tidak menghormati bahkan sampai mencemooh gurunya.

Padahal dalam tulisannya KHD Tujuan pendidikan bukan hanya memayu hayuning sariro, namun juga memayu hayuning bangsa dan memayu hayuning bawono maksudnya pendidikan bukan hanya untuk memperindah dirinya  sindiri melainkan  dengan ilmu yang dibawanya anak didik mampu juga ikut memperindah bangsa dan alam semesta. Sehingga ketika budaya berbahasa jawa ini di internalisasikan dilingkungan sekolah maka anak didik secara langsung turut mengamalkan pemikiran KHD dan anak didik bukan hanya cerdas intelektual saja melainkan juga intelektual dan berbudi pekerti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun