Mohon tunggu...
Muhammad FajarMalik
Muhammad FajarMalik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fatum Brutum Amor Fati

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Ki Hajar Dewantoro adalah Kunci Belenggu Pendidikan

14 Desember 2023   22:45 Diperbarui: 14 Desember 2023   23:44 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perjalanan pendidikan diindonesia sudah dimulai dari zaman penjajahan seperti ketika pada abad ke 16 Portugis mendirikan sekolah yang bertujuan untuk mendidik masyarakat Indonesia agar bisa membaca, menulis dan berhitung, lalu pada tahun 1627 belanda mendirikan sekolah di Jakarta kemudian memasuki abad ke 19 belanda sudah mendirikan sebanyak 20 sekolah di Indonesia. Dan pada tahun 1854 juga beberapa bupati menginisiasi berdirinhya sekolah kabupaten yang bertujuan untuk mendidik calon pegawai. Namun banyaknya sekolah yang dibangun belanda nyatanya hanya bertujuan untuk mengekspoitasi jiwa dan raga karena pendidikan pada waktu hanya semata-mata untuk kepentingan kaum penjajah, bukan hanya itu saja banyak cerita yang dialami oleh tokoh bangsa seperti soekarno mengenai pendidikan belanda yang cenderung mendiskriminasi peranan antara golongan eropa dan golongan bumiputra.

Ciri umum pendidikan kolonial meliputi

  • Gradualisme yaitu pemerintah belanda sengaja lamban dalam melakukan perubahan pendidikan
  • Dualisme yaitu perbedaan yang tajam perihal pendidikan untuk bangsa belanda dan untuk orang pribumi
  • Kontrol sentral yang kuat, yaitu segala kebijakan pendidikan diatur oleh gubernur jendral
  • Terbatasan tujuan karena tujuan sekolah hanya mencetak pekerja
  • konkordansi, yaitu menjaga agar sekolah-sekolah di Indonesia mempunyai kurikulum dan standar yang sama dengan sekolah-sekolah di negeri Belanda.
  • Tidak adanya perencanaan pendidikan yang sistematis yaitu masing-masing sekolah tidak terjejaring sehingg tidak ada jalan untuk bisa melanjutkan ke sekolah yang jenjangnya lebih tinggi

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan pendidikan yang di selengarakan oleh belanda sangat jauh dari nilai karakter bangsa dan kemanusiaan, Sehingga pada tanggal 3 juli 1922 Ki Hajar Dewantoro kemudian pendidikan Taman Siswa yang bertujuan untuk

  • Menuntun kodrat anak baik sebagai manusia maupun masyarakat untuk memperoleh keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya
  • Mendidik anak agar berjiwa kebangsaan dan jiwa merdeka untuk mengangkat derajat nusa dan bangsa yang sejajar dengan bangsa lain
  • Mengupayakan tumbuh kembang anak sesuai dengan kodrat, minat dan bakatnya
  • Memperluas pendidikan karena keterbatasan sekolah belanda

Pendidikan merupakan salah satu jembatan yang dilalui oleh sebagian manusia dalam menentukan arah kehidupannya baik bagi dirinya maupun di masyarakat. Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa Pendidikan ialah usaha kebudayaan yang bermaksud memberi bimbingan dalam hidup tumbuhnya jiwa raga anak agar dalam kodrat pribadinya serta pengaruh lingkungannya, mereka memperoleh kemajuan lahir batin menuju ke arah adab. Sedang yang dimaksud adab kemanusiaan adalah tingkatan tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia yang berkembang selama hidupnya. Artinya dalam upaya mencapai kepribadian seseorang atau karakter seseorang, maka adab kemanusiaan adalah tingkat yang tertinggi

Salah satu nilai yang di semboyan oleh Kihajar Dewantoro adalah Ing Ngarsa Sun Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Namun, ungkapan tut wuri handayani saja yang banyak dikenal dalam masyarakat umum. Arti ketiga semboyan tersebut secara lengkap adalah Tut Wuri Handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan Ing Ngarsa Sun Tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan baik.

Folosofi Pendidikan Ki hajar Dewantoro Adalah Salah Satu KOENCI

Banyak sekali belenggu yang dialami di lingkungan pendidikan seperti jaman penjajahan dan sampai saat ini, seringkali kita tidak sadar bahwa kita juga turut melanggengkan pembelenguan pendidikan, sehingga kesadaran inilah yang perlu kita intropeksi bersama, karena menurut Ki Hajar Dewantoro semua tempat adalah sekolah dan semua orang adalah guru selanjutnya bapak pendidikan ini membagi dalam tiga sentral pendidikan yaitu

1. Keluarga (informal)

Sebagai penanaman budi pekerti dan tingkah lalu sosial

2. Perguruan (formal)

Sebagai tempat laboratorium pembelajaran dalam mengekplor ilmu setingi-tingginya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun