SEJARAH SUMPAH PEMUDA
Setiap tanggal 28 Oktober pemuda Indonesia, memperingati HARI SUMPAH PEMUDA. Tercetusnya sebuah sumpah yang diikrarkan para pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Sumpah pemuda lahir dalam sebuah pertemuan yang di sebut sebagai kongres pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928 dan sebelumnya telah terjadi kongres pemuda I Yang dilaksanakan pada tanggal 31 April hingga 3 Mei 1926.
Baca juga: Latar Belakang Sumpah Pemuda Indonesia
Hasil kongres tersebut menghasilkan ikrar sumpah pemuda yakni:
Pertama
Kami Poetra dan Poetri Indonesia,mengakoe bertoempah darah yang satoe,tanah Indonesia.
Kedua
Kami Poetra dan Poetri Indonesia,mengakoe berbangsa yang satoe,bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami Poetra dan Poetri Indonesia,mengakoe berbahasa yang satoe, bahasa Indonesia.
Baca juga: Bahasa Indonesia: Sejarah dan Hubungannya dengan Sumpah Pemuda
Kongres pemuda ini di cetuskan oleh Moehammad Yamin wege Rudolf Soepratman dari Jong Sumatranen Bond atau pemuda dari Sumatra beliau juga merupakan sekretaris pada kongres pemuda Indonesia.beliaulah yang merumuskan isi teks sumpah pemuda serta mengusulkan di jadikan nya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Tidak hanya para tokoh lelaki, menurut buku resm panduan moseum sumpah pemuda,dari 700 orang  lebih yang hadir sebagai peserta,hanya 82 peserta yang tercatat.nah berdasarkan catatan tersebut cuman ada enam orang perempuan yang mengikuti  kongres, yakni Dien Pantow, Emma poeradiredjo, Jo Tumbuan, Nona Tumbel, Poernamawoelan, dan Siti soendri.
Saat itu para pemuda dan pemudi tokoh sumpah pemuda telah mengorbankan waktu,tenaga,harta, pikiran,dan jiwanya untuk menyatukan bangsa Indonesia.
Baca juga: Makna Sumpah Pemuda, Anak Muda Berjiwa Patriotisme
Tanpa adanya pengorbanan para pemuda ketika itu mungkin saja Indonesia tidak bisa mencapai persatuan untuk melawan penjajah.para pemuda dan pemudi saat itu telah berhasil mewujudkan persatuan dan keutuhan NKRI.
Kita perlu memahami bahwa sumpah pemuda menyumbang besar pada pergerakan kemerdekaan Indonesia sebagai cerminan rasa cinta yang besar kepada tanah air.termasuk mencintai keragaman budaya, keyakinan, bahasa, dan suku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H