Mohon tunggu...
Farida Widyawati
Farida Widyawati Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

ingin terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Uang Melayang, BB Tak Jadi Datang

19 Januari 2014   13:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:41 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modern yg serba canggih ini kegiatan jual beli dan lainnya bisa dikerjakan tanpa harus keluar rumah. Hanya dengan duduk manis di depan komputer barang bisa datang ke rumah. Berbagai macam situs jualbeli on line pun bermunculan. Hingga di situs jejaring sosial pun dimanfaatkan orang-orang untuk berjual-beli, terutama di Facebook. Entah oknum itu jual beli barang beneran atau hanya sekedar tipu-tipu.

Facebook, rasanya hampir semua orang tahu akan situs jejaring ini dan mudah dalam medaftar alias membuat akun. Anak-anak SD pun sudah dengan mahir bergaul di FB. Bahkan ada yg memiliki akun lebih dari satu. Di satu sisi saya senang bahwa anak-anak jaman sekarang sudah melek teknologi, tidak seperti jaman kecil saya yg mainannya congklak, petak umpet, masak-masakan. Tetapi di sisi lain kemajuan ini menuntut orang tua dan orang yg peduli dengan dunia anak harus mengikuti perkembangan ini juga karena kalau orang tua tidak mengikuti kemajuan tekhnologi, maka pengawasan  dan kontrol pada anak akan kacau.

Bayangkan saja kalau orang tua gaptek dan anaknya yg SMP kelas 1 sudah berjejaring sosial di dunia maya yg semua bisa dibaca, dilihat dan didengarkan. Teman mereka yg diajak ngobrol itu usia sepadan atau tidak, iklan-iklan jual beli on line itu nyata atu cuma jadi-jadian..dst...dst.

Satu contoh dari anak kakak saya yg tiap hari mantengin facebook hingga larut malam. Tergiur dengan iklan di FB-nya tentang BB Onyx dengan harga murah di bawah harga di toko resmi. Dengan semangat 45 nguber sang ibu untuk membelikan. sang ibu pun karena risih diuber terus oleh si anak, tanpa tanya dahulu ke pihak lain yg mengerti tentang jual beli on line, langsung memberikan uang sejumlah yg disebutkan kepada orang kepercayaan untuk ditransfer.

3 hari tidak ada kabar.... 4 hari tidak ada kabar... satu minggu lalu bertanya ke saya: "Dhik, ada paket buatku ga?" Bengong saya. Kemudian saya balik tanya: "Paket apa Mbak?" Kakak menyambung: " Paket BB dari Batam. Ponakanmu seminggu  kemarin beli BB di iklan FBnya tapi koq sampai seminggu blum datang.!" (Samapai di sini saya sudah bisa menyimpulkan kalau ini penipuan. Tapi saya tetap mendengarkan kakak melanjutkan cerita. "Katanya dikirim via TIKI dan 3 hari sampai. Malah sekarang nomernya ga bisa dihubungi!" Langsung saya bilang: "Ga usah diarepin datang, Mbak. Ikhlasin aja. Barang ga mungkindatang. Ini penipuan.!" Ponakan pun mewek, nangis sampe kelopak mata sembab.

Dari contoh inilah, mengapa orang tua juga musti ikut kemajuan jaman. Bukan ikut-ikutan bikin Fb, twitter atau jejaring lainnya, namun pengawasan terhadap anak dalam berkegiatan di dunia maya, seperti ketika anak sedang berselancar di dumay ortu bisa bertanya mengenai teman dan postingan-postingan yg ada di akun si anak. Di saat senggang bisa mengajak cerita tentang dunia maya dll. Orang tua harus kraetif dalam mengorek keterangan, namun tidak mengintrogasi.

Semoga orang tua-orang tua mulai sadar akan perlunya mengenal dan mengikuti perkembangan tekhnologi agar bisa mendampingi anak-anak mereka dengan baik.

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun