Kejujuran Itu Masih Ada

Lupa, teledor adalah salah satu ciri manusia. Secerdas apa pun, setinggi apa pun IQnya, daya ingatnya, sesekali lupa atau teledor pernah dilakukan manusia di bumi ini. Tak terkecuali saya.

Melayani customer yang mau membeli mouse wireless memang agak ribet, karna harus nyobain, belum lagi kalau urusan dengan recievernya yg rewel, alias tidak bisa berfungsi dengan baik. Ada juga yg meminta untuk mencoba beberapa mouse sebelum memutuskan barang mana yg akan dibeli.

Karena mungin agak terburu-buru, saya mengepak mouse tanpa melihat reciever yg saya masukkan ke dalam kemasannya. Saya tidak menyadari itu, sampai dengan dua hari setelah orang yg membeli mouse datang lagi ke toko. Pikir saya, mungkin mouse yg dibeli kemarin ada rewel sedikit. Namun pemikiran saya salah besar. Dia malah minta maaf ke saya karena reciever yg ada dalam kemasan mouse yg dibelinya ada uda buah. Dia menyerahkan yg satunya lagi ke saya.

Dalam hati saya kaget, koq orang yg hanya saya kenal waktu membeli barang di toko saya ternyata seorang yg jujur, meski barang sepele (hanya sebuah reciever mouse wireless) yg bukan menjadi haknya dikembalikan kepada yg memiliki. Kontras sekali dengan eks tekhnisi saya yg kurang bisa dipercaya, malah menusuk dari belakang.

Ternyata masih ada orang-orang yg jujur  di negri ini. Pemikiran saya pun mulai berandai-andai, andaikan saya memiliki tekhnisi 3 orang seperti ini, betapa usaha yg dirintis suami sejak 13 tahun lalu akan berkembang dengan pesat. Tidak ada main tikam dari belakang oleh orang yg dulu dipercaya suami. Andaikata para pejabat berlaku jujur seperti customer saya tadi, alangkah hebatnya bangsa Indonesia, mungkin bisa mengalahkan Super Powernya Amerika.

Andaikan.... aaahhhhh malah jadi berandai-andai. Belajar dari sini, bahwa kejujuran itu adalah hal mutlak dalam melakukan semua pekerjaan. Kejujuran akan tetap menjadi raja dan menjadi pemenang dalam hal apa pun.

Salam Kompasiana... :)