Mohon tunggu...
MM NiningWijayanti
MM NiningWijayanti Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga dan pendidik

Sebagai seorang pendidikan saya konsen dalam pendampingan anak melalui berbagai pembelajaran yang saya berikan dan melalui chanel YouTube saya. Saya juga seorang ibu yang saat ini berusaha konsen pada perkembangan anak saya. Melalui wadah ini, saya mencoba menuangkan ide-ide, gagasan-gagasan, serta refleksi dan pengalaman saya bersama dengan anak-anak yang saya dampingi kaitannya dengan perilaku, persahabatan, pendampingan, dan berbagai dinamika anak-anak.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Sekedar Sharing Bersama Si Kecil

12 Desember 2024   08:38 Diperbarui: 12 Desember 2024   13:24 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mom and Dad ....

Mempunyai anak dengan rentang usia 10-12 tahun ada konsekuensi yang tidak mudah. Kita perlu banyak meluangkan waktu untuk bisa mengeksplor banyak hal bersama si kecil. Perlu banyak mendengarkan dan berbicara dengan mereka tentang berbagai hal. Secara kognitif anak-anak kita di usia ini sedang dalam proses mengumpulkan informasi, merumuskan argumentasi, dan berpikir secara terorganisir. Mereka membutuhkan banyak pengalaman untuk belajar dan pendampingan kita sebagai orang tua. Secara emosional anak-anak mengalami perubahan suasana hati yang tidak menentu. Mereka juga bisa mulai melawan perintah orang tua karena sesuatu hal yang tidak sama dengan ekspetasi mereka. Secara sosial anak-anak mulai mencari identitas dan merasa cocok di kalangan tertentu. Mereka juga mulai menyukai teman sebayanya dan mencoba berbagai gaya berpakaian dan musik yang menarik bagi mereka. Segi kemandirian anak-anak mulai mau melakukan berbagai hal sendiri, seperti pergi sendiri, memilih pakaian sendiri, dan berbelanja sendiri. Anak-anak sudah bisa diberi tanggung jawab lebih, seperti ikut organisasi di sekolah atau diberi tugas rumah tangga. 

Apa yang harus kita lakukan sebagai orang tua? Apakah kita harus panik dengan perkembangan mereka? Atau justru tenang-tenang saja karena merasa mereka akan terbentuk dnegan sendirinya? Sebagai orang tua, kita mempunyai peran yang sangat signifikan dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka. 

Perbanyak berdialog dengan mereka, mensharingkan banyak hal tentang pengalaman, hobi dan hal-hal sederhana yang mereka alami dan ingin ketahui.  Anak-anak kita di usia ini mempunyai banyak cerita. Sekali saja kita memantik, akan keluar ratusan atau ribuan kisah yang ingin mereka bagikan. Sebagai orang tua, kita adalah tempat yang paling tepat untuk mereka bisa berbagi berbagai dinamika pengalaman mereka. 

Kita adalah figur yang tepat untuk membantu mereka mengembangkan diri dalam berbagai hal. Kita dapat membantu pengembangan kreativitas mereka. Membantu memaknai pengalaman hidup mereka, dan membantu mereka dalam mewujudkan mimpi-mimpi mereka. 

Kadang-kadang dengan berbagai kesibukan kita, kita sering melupakan atau mengesampingkan pendampingan bagi mereka. Padahal nyatanya anak-anak kita membutuhkan peran kita, meskipun hanya sekedar tempat berbagi cerita. 

Kebiasaan berbagi cerita dengan orang tua itu sangat bermanfaat. Bayangkan bagaimana rasanya jika putra putri mom and Dad lebih senang bercerita dengan temannya atau orang lain. Apa yang akan kita rasakan jika anak kita lebih senang mengeluh tentang orang tuanya, keluarganya, persahabatannya, atau apapun tentang dirinya kepada orang lain? Bukankah ini justru berbahaya? Resiko lainnya adalah bahwa belum tentu seseorang tempat dia bercerita dapat menjadi tempat yang tepat untuk menampung kisah-kisahnya. Bagaimana jika kisah anak kita justru malah menjadi konsumsi publik? Bukankah kita sebagai orang tua juga akan merasakan dampak buruknya. Belum tentu juga tempat curhatnya adalah tempat yang tepat untuk mereka memaknai pengalaman mereka.  

Banyak anak usia 10-12 yang dalam kesehariannya telah menggunakan handphone. Hal ini juga bisa menjadi tantangan bagi kita orang tua. Apa jadinya jika anak kita justru lebih senang curhat di media sosial? Tentunya akan sangat berbahaya. Meskipun mereka masih terlalu muda tetapi anak-anak kita membutuhkan privasi. Sebagai orang tua kita juga perlu mencegah ketergantungan atau kebiasaan anak-anak yang suka memposting segala hal tentang dirinya di media sosial. 

Sebagai orang tua, kita adalah tempat yang tepat untuk berbagai cerita, pengalaman, dinamika hidup anak-anak kita. Sebagai orang tua kita bisa membantu anak-anak kita memaknai pengalaman mereka menjadi lebih berharga. Kitalah yang berani dan mampu mengatakan "salah" atau "benar" untuk suatu perbuatan yang mereka lakukan. Sehingga mereka merasakan kontrol hidup yang sebenarnya, bahwa kadang mereka bisa melakukan hal benar, tetapi kadang juga salah.  

Mom and Dad, mari menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak kita. Tempat untuk menuangkan kisah hidup mereka, cerita, pengalaman sehari-hari yang mereka lalui. Mari menjadi rumah bagi anak-anak kita dalam berkisah. Jangan biarkan tempat kita tergantikan oleh orang lain yang justru tidak mengenal anak-anak kita atau keluarga kita. jangan biarkan kita tergantikan oleh media sosial dan berbagai hal lain di hati anak-anak kita.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun