Baru-baru ini, PT LIB (Liga Indonesia Baru) telah mengumumkan rencana untuk menggunakan teknologi VAR (Video Assistant Referee) Â di Liga Indonesia. Penggunaan VAR ini bertujuan untuk membantu wasit dalam membuat keputusan yang lebih akurat dalam jalannya pertandingan.
Namun, proses penerapan  VAR di Indonesia sendiri menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari biaya yang diperlukan tinggi, infrastruktur yang belum siap, hingga harus memperoleh persetujuan dari FIFA (Fdration Internationale de Football Association). Proses ini membutuhkan banyak persiapan termasuk pelatihan kualitas wasit serta pengadaan peralatan yang canggih untuk memastikan sistem yang diterapkan sesuai dengan standar internasional.
Penggunaan Video Assistant Referee (VAR) telah menjadi pembahasan hangat dalam sepak bola Indonesia, khususnya dalam kompetisi Liga di Indonesia. Â PT LIB bekerja sama dengan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) dan pihak-pihak terkait untuk mempersiapkan penggunaan VAR, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan keadilan dalam pertandingan di kompetisi Liga di Indonesia. Kerja sama ini harus melibatkan dari berbagai aspek, mulai dari pelatihan wasit, pengadaan peralatan yang berstandar internasional, hingga mendapatkan persetujuan dari FIFA. Di sini , peran aktif dari PT LIB dan PSSI dalam mempersiapkan teknologi VAR sangat dibutuhkan untuk menyoroti apakah penggunaannya akan menjadi solusi yang efektif atau malah menimbulkan kontroversi-kontroversi baru. Sehingga dengan adanya kerja sama tersebut penggunaan VAR dapat menjadi optimal di sepak bola Indonesia.
Solusi dari VAR itu sendiri
Sebagai solusi, dengan hadirnya VAR diharapkan dapat memberikan keadilan dalam suatu pertandingan. Dalam sepak bola Indonesia, sering kali diwarnai berbagai insiden yang menimbulkan banyak protes keras kepada wasit karena keputusannya yang dianggap kurang tepat. Dengan adanya VAR, keputusan wasit seperti penalti, offside, hingga pelanggaran yang terlewatkan dapat diperiksa kembali melalui teknologi. Sehingga dapat mengurangi risiko kesalahan dari wasit dalam membuat keputusan.
Penggunaan VAR juga dapat memberikan rasa aman bagi pihak pemain dan tim, karena mereka tahu bahwa setiap keputusan wasit dapat ditinjau ulang untuk menghasilkan hasil yang lebih adil. Pemain yang sebelumnya merasa dirugikan oleh keputusan wasit yang membingungkan kini bisa merasa lebih aman dengan adanya teknologi yang dapat meninjau ulang disituasi dramatis dalam pertandingan. Dengan adanya VAR pemain dan tim lebih menjaga sportivitasnya, semangat fair play , dan mencegah terjadinya konflik yang bisa muncul di lapangan.
Meskipun VAR itu sendiri memberikan bantuan visual terhadap keputusan wasit, hasil akhir tetap berada di tangan wasit utama. Artinya, meskipun wasit bisa meninjau ulang insiden melalui rekaman video, keputusan akhir tetap bergantung pada sudut pandang wasit itu sendiri. Hal ini berarti bahwa masih ada perbedaan pendapat tentang keputusan yang diambil, terutama dalam situasi yang tidak jelas sepenuhnya. Akibatnya, VAR terkadang malah menambah ketidakpuasan daripada menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, keberhasilan VAR tergantung pada kualitas wasit, kemampuan wasit dalam memimpin di lapangan, serta kesiapan teknologi di setiap stadion, terutama di liga-liga seperti Indonesia yang masih tahap awal pengunaan teknologi ini.
Kontroversi yang muncul
VAR bukanlah sistem yang sempurna dan masih bisa terjadi kesalahan karena keputusan akhir tetap bergantung pada sudut pandang wasit dalam peninjauan ulang rekaman video. Keterbatasan infrastruktur dan sumber daya manusia yang belum siap sepenuhnya juga menghambat dalam penggunaan VAR. Sedangkan penggunaan VAR harus memerlukan teknologi yang canggih serta operator yang terlatih. Dari beberapa kasus, keputusan VAR itu sendiri juga dapat diperdebatkan karena hasil gambar maupun video yang ditampilkan tidak cukup jelas. Sehingga dapat dibilang hasil akhir dari keputusan wasit belum sepenuhnya akurat, hal ini memicu ketidakpuasan dari pemain dan tim karena merasa dirugikan.
Dari segi waktu, Penggunaan VAR juga memakan waktu yang dibilang cukup lama, sehingga dapat mengganggu ritme jalannya pertandingan. Penundaan yang cukup lama ketika wasit mempertimbangkan untuk peninjauan ulang keputusannya membuat pertandingan menjadi kurang menarik dan mengurangi antusiasme suporter. Tidak jarang, suporter di stadion sering merasa jenuh selama peninjauan VAR yang cukup lama, terutama ketika hasilnya tidak sesuai yang mereka harapkan.