Mohon tunggu...
Sakti
Sakti Mohon Tunggu... Insinyur - Urbanis, Humanis, Moderat

Urbanis, Humanis, Moderat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makan Gratis di Sekolah: Memori Manis Anak SD Tahun 1997

6 Januari 2025   19:34 Diperbarui: 6 Januari 2025   19:34 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Makanan gratis di sekolah mungkin terdengar seperti isu sederhana, tetapi dampaknya bisa sangat besar bagi anak-anak. Saya masih ingat, saat duduk di kelas 2 bangku Sekolah Dasar pada tahun 1997, Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) mulai diluncurkan di kota saya. PMT-AS, yang merupakan program nasional berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1997, bertujuan untuk meningkatkan status gizi dan ketahanan fisik anak-anak melalui pemberian makanan bergizi. Program ini, meskipun sederhana, membawa kebahagiaan dan perubahan nyata bagi kami. 

Ingatan saya tentang PMT-AS sangat jelas. Pada suatu hari Senin, di tengah upacara bendera, kepala sekolah mengumumkan bahwa semua siswa akan mendapatkan makanan gratis. Kabar ini langsung membuat suasana sekolah menjadi riuh dengan antusiasme. Kami diminta untuk pulang ke rumah dan mengambil peralatan makan seperti sendok, piring, dan gelas. Karena rumah saya terkunci saat itu, saya meminjam peralatan makan dari seorang teman. Rasanya tidak sabar untuk mencicipi makanan yang disediakan, dan bagi anak kecil seperti saya, makanan gratis adalah sesuatu yang sangat istimewa. Siapa yang tidak senang mendapatkan makanan enak tanpa perlu membayar?

Program PMT-AS memberikan manfaat besar bagi anak-anak. Dengan asupan gizi tambahan, kami merasa lebih berenergi dan siap untuk belajar. Penelitian menunjukkan bahwa PMT-AS dirancang untuk memenuhi sekitar 15% kebutuhan energi harian dan 10% kebutuhan protein harian anak. Efeknya terasa nyata, tidak hanya pada kemampuan konsentrasi kami di kelas tetapi juga pada semangat untuk datang ke sekolah. Selain itu, program ini membantu mengurangi angka putus sekolah, terutama di daerah terpencil dan kurang mampu. Bagi banyak anak, makanan yang disediakan di sekolah seringkali menjadi satu-satunya sumber nutrisi yang memadai. PMT-AS juga mendukung sektor pertanian lokal dengan memanfaatkan bahan pangan dari petani setempat, sehingga manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh siswa tetapi juga oleh komunitas sekitar.

Ternyata, Indonesia bukan satu-satunya negara yang memiliki program makanan gratis di sekolah. Finlandia, misalnya, sudah menyediakan makan siang gratis untuk semua siswa sejak tahun 1948. Program ini dirancang dengan menu bergizi yang memenuhi kebutuhan harian anak-anak. Di Brasil, program makanan gratis telah berlangsung sejak 1940-an dan kini mencakup semua anak sekolah. Sementara itu, India menjalankan program serupa yang memberi makan siang gratis kepada 125 juta anak usia 6--14 tahun, membantu meningkatkan kehadiran dan prestasi mereka.

Pada 6 Januari 2025, pemerintah Indonesia meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diprakarsai oleh Presiden Prabowo Subianto. Program ini dirancang untuk memberikan makanan bergizi gratis kepada anak-anak sekolah dengan dukungan anggaran sebesar Rp71 triliun. Dalam tahap awal, program ini mencakup 12.054 siswa di Jakarta dan akan diperluas secara nasional. Program ini menuai beragam reaksi. Di satu sisi, banyak yang memuji inisiatif ini sebagai langkah besar untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia. Namun, ada pula yang meragukan efisiensi anggaran dan kemampuan pemerintah untuk memastikan standar kualitas dan keamanan makanan yang disediakan. Meskipun begitu, pengalaman dari PMT-AS dan program serupa di luar negeri memberikan harapan bahwa program ini dapat berhasil jika dikelola dengan baik.

Bagi anak-anak seperti saya dulu, makanan gratis di sekolah bukan hanya soal nutrisi. Itu adalah momen kebahagiaan, kebersamaan, dan rasa syukur. Makanan gratis di sekolah menjadi pengalaman yang membentuk memori masa kecil kami, membawa dampak positif yang terasa hingga dewasa. Saya berharap program makanan gratis yang baru diluncurkan ini dapat memberikan dampak serupa, bahkan lebih baik, bagi generasi anak-anak saat ini. Pada akhirnya, makanan gratis di sekolah adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. Program ini adalah bentuk nyata dari upaya negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan oleh konstitusi kita. Semoga manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak anak di seluruh Indonesia, seperti yang pernah saya rasakan dahulu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun