Mohon tunggu...
Mimi Amelia Sari
Mimi Amelia Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

menyukai hal-hal yang berkaitan dengan psikologi, olahraga dan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Psikosomatis, Gangguan Pikiran yang Sering Diabaikan

7 Mei 2023   13:50 Diperbarui: 7 Mei 2023   13:52 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa tahun kebelakang, tepatnya tahun 2019 dimana wabah Covid-19 muncul, melahirkan virus yang mematikan dan gangguan kesehatan mental yang kian memburuk yaitu gangguan psikosomatis.

Gangguan psikosomatis adalah keluhan fisik yang timbul karena dipengaruhi oleh pikiran atau emosi. Orang dengan gangguan psikosomatis cenderung merasa khawatir berlebih meskipun gejala yang dialaminya tergolong ringan https://www.alodokter.com/mengenali-gangguan-psikosomatik-dan-cara-mengobatinya (alodokter.com).

Gangguan psikosomatis /Somatoform Disorder masih menjadi fenomena medis yang belum dapat dijelaskan secara pasti hingga kini. Seseorang yang mengalami gangguan ini dapat merasakan gejala penyakit tertentu saat dirinya merasa stress, cemas, marah, sedih, kecewa dan takut. (M. Syamsul Huda, M.Psi., Psikolog, CHt,. Cl., CTNLP pada Webinar for Charity Ramadhan 2023)

Wabah Covid-19 menjadi saksi bisu akan emosi negatif yang terjadi. Emosi yang paling mendominasi ialah sedih. Sedih akan kehilangan hal yang paling berharga , dicintai dan penting. Sedih yang berlarut akan mengakibatkan depresi dan timbul keluhan fisik seperti sakit kepala yang menusuk.

Gangguan psikosomatis dialami oleh influencer cantik Ayla Dimitri. Ayla Dimitri mengaku dirinya pernah mengalami gangguan psikosomatis. Gangguan yang berdampak pada kesehatan mental ini dipicu oleh beragam komentar negatif yang menyerangnya di media sosial instragam pada tahun 2017. "Aku mengalami psikosomatis karena dipicu oleh cyber bullying yang efeknya jangka panjang banget" tuturnya. Ayla pun segera mencari cara untuk bisa sembuh dari kondisi itu. Dia kemudian menjalani terapi selama dua tahun https://www.liputan6.com/health/read/4072075/pernah-alami-gangguan-psikosomatis-ayla-dimitri-suarakan-pentingnya-kesehatan-mental (liputan6.com).

Para penderita gangguan pikiran ini awalnya tidak merasa bahwa dia menderita hal tersebut. Penderita merasa itu hanya stres biasa yang berujung sesak nafas atau sakit kepala dan akan pulih setelahnya atau meminum obat jika sudah tidak sanggup akan sakitnya. Padahal mereka sebenarnya baik-baik saja.

Dilansir dari Kompas pada 03/02/2022, penyanyi jebolan Indonesia Idol 2018 Abraham Kevin mengidap gangguan psikosomatis. Ia merasakan seperti apa yang orang lain rasakan padahal ia dalam kondisi baik-baik saja. Bahkan kevin sempat merasa tidak bisa berjalan selama 6 bulan, "gue 6 bulan bukan lumpuh, jalan tuh kayak sempoyongan dan enggak kuat gitu" https://www.kompas.com/hype/read/2022/02/03/204209166/kevin-jebolan-indonesian-idol-idap-psikosomatis-sempat-sulit-berjalan-6 (kompas.com).

Salah satu mahasiswa universitas x mengatakan bahwa ia sedang mengalami gangguan psikosomatis ini. Ia mengungkapkan bahwa gangguan ini dimulai saat dirinya Sekolah Menengah Atas (SMA) dan begitu menyiksa dirinya hingga mempengaruhi fisiknya. Apalagi mahasiswa ini memiliki riwayat sakit maag dan darah rendah. Gangguan psikosomatik juga bisa berupa memburuknya penyakit fisik yang sudah ada akibat pengaruh kondisi psikis, emosi, atau pikiran. Contoh kondisi fisik yang bisa diperparah oleh faktor psikis adalah sakit maag, psoriasis, eksim, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung https://www.alodokter.com/mengenali-gangguan-psikosomatik-dan-cara-mengobatinya (alodokter.com).

Gangguan psikosomatis yang ia rasakan juga dipicu masalah pribadi yang tak berujung hingga sekarang, membuat pikirannya menjadi kacau hingga depresi. Waktu berlalu dan pandemi datang membuat gangguan yang ia derita semakin menjadi. Mahasiswa ini menjadi sosok yang menutup diri atau istilahnya introvert.

Selama pandemi tersebut, timbul sesak nafas yang begitu menyiksa dirinya. Namun ia abaikan karena merasa sesak itu timbul sesekali saja, tetapi itu berlangsung parah hingga 2022. Sudah banyak tempat ia datangi untuk kesembuhan yang didambakan, mulai dari bidan, puskesmas, rumah sakit dan rumah praktek dokter spesialis penyakit dalam.

Bidan dan puskesmas mengatakan stres yang berlebihan, rumah sakit mengatakan baik-baik saja dan paru-parunya pun setelah dirontgen hasilnya Alhamdulillah baik, tidak ada riwayat asma dan pada spesialis ini dokter mengatakan dengan raut sedih perihatin "ada masalah apa?"ucap dokter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun