Mohon tunggu...
Tari Abdullah
Tari Abdullah Mohon Tunggu... Editor - Penulis dan mompreneur

Single mom yang hobi jalan-jalan mencari ide tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

7 Tips Menulis Historical Fiction

23 Januari 2023   15:25 Diperbarui: 23 Januari 2023   15:34 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

orang bilang kalau nulis fiksi genre historical susah. Ya, ada benarnya, sih, karena tulisan genre ini membutuhkan ketelitian alias risetnya kudu lebih mendalam. Kalau enggak, hasilnya nanti bisa menimbulkan anakronisme atau bahkan tulisan menjadi ahistoris. Nah, untuk menghindari hal-hal seperti itu, saya ingin berbagi tips menulis genre historical fiction.

1. Minat atau ketertarikan. Setidaknya kamu punya minat atau ketertarikan terhadap sejarah. Kenapa? Ibarat tak kenal makan tak sayang. Saya pribadi ketika sudah tertarik maka saat selesai membaca satu artikel maka akan beralih ke artikel lain untuk mencari tahu lebih banyak lagi.

2. Pilih era sejarah yang ingin kamu tulis. Maksudnya gini, sebelum menulis, kamu harus memilih periode sejarah yang akan menjadi fokus dan seting ceritamu. Misal, untuk sejarah Indonesia, saya sendiri membaginya menjadi setidaknya 3 periode yaitu era kerajaan, kolonial, dan pasca kolonial (penjajahan Jepang, kemerdekaan, dan peristiwa sesudahnya). Dengan memilih periode sejarah ini, setidaknya membantu kamu bisa fokus dan menguasai bacaan yang nantinya akan kamu tuangkan dalam cerita.

Sebagai contoh, saya, selama ini cerpen-cerpen historical saya sebagian besar berseting era kejayaan kerajaan di nusantara. Salah satu alasannya, karena buku-buku sejarah yang menjadi koleksi  saya memang berseting kerajaan.

3.  Membaca
Tentu saja, sebelum menulis, kamu wajib membaca untuk riset. Lalu, gimana dong kalau enggak punya bukunya? Atau malas baca buku?  Nah, untuk mengatasi hal ini, kamu bisa baca artikel sejarah yang bertebaran di internet. Namun, pastikan jika kamu membaca artikel dari internet, websitenya sudah kredibel dan kompeten. Apa saja? Di antaranya Historia, Tirto, National Geographic, dan Voi adalah beberapa website yang sering saya jadikan rujukan.

Melalui proses membaca ini, selain menjadi bahan riset, bisa juga  muncul ide-ide cerita dari tulisan yang telah kamu baca. Sejujurnya, sebagian besar cerpen saya, ide cerita juga berasal dari artikel.

Meskipun baca artikel,  saya sarankan  tetap usahakan baca buku. Bagaimanapun, isi buku lebih lengkap dibanding artikel. Informasi yang diperoleh juga lebih menyeluruh. Buku yang saya maksud di sini, juga bukan buku sejarah kayak yang diajar di sekolah, tetapi buku-buku sejarah secara spesifik. Nantinya akan berkaitan dengan era sejarah yang kamu pilih. Semakin banyak buku yang kamu punyai makin bagus karena referensimu tambah banyak.

4. Menonton
Gimana ya kehidupan masa lalu terutama Hindia Belanda (Indonesia) tahun 1930-an? Kalau mengandalkan sumber tulisan saja bisa jadi enggak akan cukup untuk berimajinasi. Salah satu cara agar tulisanmu lebih hidup adalah dengan menonton video-video tempo dulu di youtube. Di youtube sudah banyak bersliweran video-video bermuatan sejarah.

Selain menonton video sejarah yang berisi cuplikan gambar-gambar tempo dulu, saya juga mengikut penjelasan sejarah dari orang yang berkompeten. Semisal, saya mensubcribe channel youtube-nya Candrian Attahiyat, seorang arkeolog yang konsen terhadap peninggalan Belanda di Jakarta.

5. Ikut walking tour
Ini juga salah satu cara untuk riset tulisanmu. Sekarang ini, hampir tiap kota sudah punya komunitas heritage dan biasanya mereka mengadakan walking tour, mengunjungi atau eksplore bangunan-bangunan kuno yang sudah ada sejak jaman kolonial. Sebagai contoh, di Kota Surabaya ada Surabaya Walking Tour. Hampir tiap bulan, mereka mengadakan walking tour ke beberapa tempat peninggalan sejarah.  Banyak keuntungan yang saya dapat selama ikut tur ini. Di samping ilmu bertambah, relasi saya juga makin banyak mulai dari arsitek dan sejarahwan, bahkan penulis.

6. Follow akun-akun medsos bermuatan sejarah dan budaya
Di Instagram sudah banyak banget akun-akun yang membahas sejarah maupun budaya. Mengapa harus follow akun budaya juga? Selain nambah ilmu, kamu juga bisa cari ide dari sana lalu memadukannya dengan nilai-nilai historical. Ini akan bikin tulisan kamu tambah keren lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun