Arunika datang, jingga membelah gulita,
Menyapu sunyi dengan kilau cahaya.
Wahai pejuang, kau tak gentar badai,
Dalam langkahmu, jiwa tak pernah usai.
Tanganmu luka, namun hatimu baja,
Peluh menjadi saksi pada cita yang menjelma.
Meski malam mengancam cahya impian,
Kau tetap tegak, menantang kematian.
Arunika, kabarkan harapan yang lahir,
Dalam tiap pijar, perjuangan takkan berakhir.
Wahai pejuang, titipkan janji suci,
Pada bumi yang setia mendengar nurani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H