Mohon tunggu...
Muhammad Khoirun Nizam
Muhammad Khoirun Nizam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Muhammad Khoirun Nizam, bisa di panggil Nizam Seorang pemuda asal Desa Takerharjo, Solokuro, Lamongan yang lahir pada 01 Februari 2002. Anak pertama dari 2 bersaudara. Penulis Pernah menempuh pendidikan formal maupun non formal yaitu TK Bustanul Athfal Takerharjo, MI Muhammadiyah 03 Takerharjo, MTs Muhammadiyah 07 Takerharjo, MA Muhammadiyah 08 Takerharjo, dan Pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Al- Basyir Karangsawo, Sekarang sedang menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Yang berkonsentrasi di Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam. Sekarang Penulis sedang melukis tinta kenangan saat berproses menjadi mahasiswa dengan mengikuti beberapa kajian-kajian dan mencari ilmu baru yang bermanfaat. Penulis mempunyai motto hidup “TETAP LAPAR, TETAP BODOH”

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Risalah Cinta

15 Agustus 2023   19:39 Diperbarui: 15 Agustus 2023   19:44 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di halaman hati yang suci dan tenang,
Terukir risalah cinta dalam setiap langkah.
Seperti embun pagi yang lembut merayu,
Cinta hadir memenuhi, mengisi ruang hati yang sepi.

Dalam risalah cinta, kata-kata menjadi bait,
Mengalun penuh makna, menggugah rasa dan keheningan malam.
Tiada henti mengalir seperti sungai yang mengalir,
Menghubungkan dua hati, dalam lautan rasa yang dalam.

Sentuhan lembutnya seperti angin yang menyapa,
Mengusik jiwa, membuat dunia terasa berbeda.
Risalah cinta itu sebuah lukisan indah,
Diciptakan oleh gurat-gurat kasih dan perhatian tak terbatas.

Di dalam risalah cinta, ada janji dan harapan,
Dijalin dalam ikatan yang tak pernah pudar.
Seperti bintang-bintang yang bersinar di langit malam,
Cinta memberi arti, memberi warna pada kehidupan yang fana.

Momen-momen bersama, terpatri dalam ingatan,
Seperti kata-kata yang tak pernah pudar dalam risalah cinta.
Kita berdua adalah penulis cerita ini,
Dengan tinta cinta yang abadi dan tak tergantikan.

Risalah cinta mengajarkan tentang pengorbanan,
Tentang merasakan kebahagiaan dan duka bersama.
Seperti buku yang takkan pernah habis dibaca,
Cinta akan terus terukir, hingga akhir hayat kita.

Oleh karena itu, biarlah risalah cinta ini tetap hidup,
Seperti api yang terus membara dalam relung hati.
Cinta ini akan terus tumbuh dan mekar,
Seiring waktu berlalu, dalam perjalanan kita berdua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun