Jepara merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di pojok pantai utara Jawa. Kabupaten ini telah dikenal dengan kerajinan mebel ukir kayu yang telah mendunia. Kemasyhuran kota kecil ini telah dikenal sejak zaman dahulu. Karenanya kota ini diberi julukan sebagai kota ukir.
Saat ini, kota ini juga terus mengalami perkembangan dalam industri mebel kayunya. Beragam alat pertukangan kayu sekarang sudah menggunakan alat yang lebih modern. Gergaji, alat gerinda (mesin amplas), pasah, dan masih banyak lagi alat pertukangan modern yang saat ini dipakai para tukang kayu di Jepara. Berbagai alat pertukangan ini turut mendukung kinerja pengrajin. Ragam bentuk mebel di Jepara juga telah berganti dari waktu ke waktu. Desain baru banyak bermunculan, inovasi menjadi keharusan untuk mebel Jepara agar tidak ketinggalan dengan ragam furniture modern. Furniture yang dihasilkan oleh kota ini tidak hanya yang mengandalkan pahatan. Gaya minimalis yang simpel juga menjadi jenis mebel yang bisa dihasilkan oleh kota kecil ini.
Dalam hal pemasaran, orang-orang di Jepara sekarang juga tidak harus memiliki toko fisik untuk menjual furniture. Trend E-commerce yang memanfaatkan media internet juga ikut berkembang di Kota ukir. E-commerce menjadikan penduduk lebih mudah dalam menjual dan membeli berbagai produk termasuk juga produk mebel asal Jepara. Para penduduk kota ini berbondong-bondong menjual produk mebel. Bahkan ini menjadi ladang usaha baru bagi masyarakat yang tidak memiliki keahlian dalam membuat mebel.Â
Sebuah trend ini menjadikan Jepara lebih dikenal lagi di Dunia. Ekonomi penduduk dari kota ini juga mengalami peningkatan pendapatan. Namun, dibalik hal positif ini juga terdapat sebuah dampak buruk yang ditimbulkan. Para pengrajin mebel di Jepara juga ikut memasarkan produk yang bisa mereka buat. Hal ini kadang kala membuat persaingan harga yang kurang baik, dan bisa menjadikan harga mebel dari Jepara semakin merosot turun. Persaingan untuk mendapatkan pembeli mulai marak dilakukan dengan menawarkan harga yang lebih rendah dari penjual lainnya. Kualitas pun menjadi berbanding lurus dengan harga furniture.
Semoga saja masyarakat Jepara yang menjadi pelaku E-commerce sadar dan akan tetap berusaha menjual produk mebel yang berkualitas. Serta tidak mementingkan keuntungan pribadi semata tanpa memikirkan dampak yang timbul dimasa mendatang sehingga mencoreng nama Jepara Sebagai Kota Mebel dan Kota Ukir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H