Mohon tunggu...
Mkhofi AnanYulindrawan
Mkhofi AnanYulindrawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis merupakan mahasiswa sosiologi Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembatasan Peran Perempuan di Film "Perempuan Berkalung Sorban"

31 Desember 2021   17:37 Diperbarui: 31 Desember 2021   20:05 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Perempuan pada film perempuan berkalung sorban sangat terlihat jelas bahwasanya ada ssbuah pembatasan terhadap peran dan hak kewajiban sebagai perempuan yang utuh. Terlihat jelas pada bentuk implementasinya laki-laki sangat memegang peran andil dalam mengontrol atau menggerakkan perempuan dengan semaunya sendiri tanpa memikirkan tentang hati nuraninya sebagai perempuan yang harus dilindungi secara rohani dan jasmani.

       Pada film tersebut perempuan seakan-akan tidak mempunyai power sama sekali ketika harus berurusan dengan laki-laki. Betapa mudahnya laki-laki melakukan sebuah pembatasan dan kekerasan kepada perempuan. Pada dasarnya yang terjadi pada dunia nyata hal-hal seperti itu masih mengakar di masyarakat. Bagaimana laki-laki memegang kekuasaan otoriter terhadap perempuan yang mana hal tersebut merenggut hak dan kewajiban bagi perempuan itu sendiri. Sangat miris jika melihat peristiwa tersebut namun hal tersebut dapat kita cegah secara bertahap ketika kita dapat merubah pola pikir masyarakat yang mana laki-laki lebih berkuasa dari pada perempuan.

        Pola pikir yang berkembang di masyarakat memang benar yang diceritakan dalam film tersebut pada dasarnya masyarakat mengacu kepada sebuah penafsiran yang ada di dalam agama. Misalnya adalah perempuan tidak boleh menjadi pemimpin. Sebuah penafsiran tersebut yang menjadi pola pikir yang mengakar pada masyarakat luas. Jika pola pikir tersebut terus menerus tertanam maka yang akan terjadi adalah peran dan hak berpolitik bagi perempuan terbatasi oleh ruang dari penafsiran perihal tentang hadis agama sehingga perempuan sulit untuk mengambil kursi dalam sebuah lembaga yang ada di pemerintahan. Oleh karena masyarakat modern kali ini harus dapat berpikir secara jernih atau relevan dengan sebuah hadis-hadis yang disampaikan oleh pemuka agama. Ketika bisa menyaring tentang informasi dan ilmu pengetahuan maka sederhananya pola pikiran tersebut lama kelamaan akan hilang dengan sendiri. Jika kita lebih mendalam belajar tentang pendapat pemuka agama tentunya pada setiap pemuka agama memiliki sebuah penafsiran yang berbeda dalam menanggapi hadis tertentu.

        Ilmu pengetahuan adalah salah satu hak yang harus kita terima di dalam negara republik Indonesia. Pada bentuk implementasi dalam sebuah dasar institusi negara bahwasanya setiap warga negara berhak menerima pendidikan yang setara. Ketika kita menengok dalam film tersebut di mana ada sebuah pembatasan perihal tentang dilarang membawa buku pengetahuan yang ada di dalam pondok pesantren. Hal tersebut terjadi karena pemimpin pesantren tersebut lebih mengikuti kiblat agama dan lebih mementingkan tugas perempuan di dalam hadis agama. Pada dasarnya ketika hal itu terjadi maka yang akan menjadi masalah adalah para santri dan santriwati tidak dapat membuka wawasan yang luas tentang ilmu pengetahuan, yang terjadi adalah akan membentuk santri yang ketinggalan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang saat ini begitu besar-besaran. Pemerintah kali ini menerapkan sebuah kebijakan terhadap santri perihal tentang kesempatan untuk berunjuk gigi dan kesempatan mendapatkan pendidikan yang modern sebagaimana mestinya. Hal tersebut dilakukan dengan maksud supaya SDM santri tidak tertinggal.

           Bagi masyarakat Indonesia mari kuta jaga martabat dari seorang perempuan karena pada dasarnya perempuanlah yang mempunyai kodrat paling tinggi di antara laki-laki. Kelemahan fisik dari perempuan jangan dijadikan alat senjata untuk memenuhi hasrat dan keinginan dari laki-laki itu sendiri. Perlu diingat bahwasanya surga ada di telapak kaki perempuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun