Pandemi COVID-19 tidak hanya menjadi krisis kesehatan global, tetapi juga menyebabkan krisis ekonomi yang berdampak luas di seluruh dunia. Penelitian yang dilakukan oleh Adhara Syahda Raino, Salahuddin, dan Havidz Ageng Prakoso dalam artikel "Economic Crisis During The COVID-19 Period: A Systematic Literature Review", menyoroti dampak pandemi pada ketidakstabilan ekonomi global, perdagangan internasional, serta upaya-upaya kebijakan pemerintah dalam menghadapi krisis tersebut.
Pandemi memaksa banyak negara memberlakukan kebijakan ketat seperti PSBB, lockdown, dan pembatasan sosial, yang menghentikan aktivitas ekonomi termasuk perdagangan internasional dan lokal. Kebijakan ini menyebabkan terhentinya aktivitas ekspor-impor, memutus rantai pasok, dan menurunkan nilai tukar mata uang. Akibatnya, banyak masyarakat kehilangan pekerjaan, terjadi peningkatan kemiskinan, dan ketimpangan ekonomi semakin lebar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Systematic Literature Review (SLR) dengan metode analisis data menggunakan aplikasi Vosviewer. Berdasarkan analisis 150 artikel ilmiah yang bersumber dari database Scopus, penelitian ini memberikan gambaran mendalam mengenai hubungan erat antara krisis ekonomi dan berbagai aspek lain seperti kesehatan, kemiskinan, dan kebijakan politik. Temuan menunjukkan bahwa pandemi mengungkap ketidaksetaraan sistem kesehatan dan ekonomi global, serta ketergantungan yang besar pada perdagangan internasional.
Sebagai contoh, menurut yidoan et al. (2021), ketergantungan pada produk-produk kesehatan dan pangan dari luar negeri membuat banyak negara mengalami kekurangan pasokan selama pandemi karena kebijakan pembatasan perdagangan internasional. Organisasi internasional seperti ASEAN berusaha mengatasi tantangan ini dengan memperbaiki rantai pasok regional melalui inisiatif seperti ASEAN Single Window (ASW).
Sementara itu, Amerika Serikat dan Inggris menjadi negara yang paling banyak melakukan publikasi terkait krisis ekonomi selama pandemi, dengan lebih dari 50 artikel yang dipublikasikan pada tahun 2021. Hal ini menunjukkan kepedulian dan fokus dari negara-negara maju terhadap dampak ekonomi akibat pandemi.
Kebijakan pemerintah di berbagai negara, termasuk Indonesia, juga berperan penting dalam mengatasi krisis ekonomi. Menurut penelitian Haryono et al. (2021), kebijakan politik dan strategi yang diterapkan selama pandemi, seperti pemberian bantuan sosial dan perlindungan kesehatan masyarakat, membantu meringankan dampak krisis.
Meskipun demikian, tantangan besar masih ada. Banyak negara berkembang, termasuk di kawasan Asia dan Afrika, terus berjuang menghadapi ketidakstabilan ekonomi, di mana vaksinasi tidak merata dan infrastruktur kesehatan yang lemah memperburuk kondisi.
Kesimpulan
Krisis ekonomi selama pandemi COVID-19 menimbulkan dampak yang sangat luas, tidak hanya pada sektor ekonomi, tetapi juga pada kesehatan, perdagangan, dan keamanan. Upaya pemulihan dilakukan melalui kebijakan pemerintah dan kerja sama internasional, namun banyak tantangan yang masih harus dihadapi, terutama oleh negara-negara berkembang. Dengan langkah-langkah yang tepat dan kerja sama global yang solid, diharapkan perekonomian global dapat pulih dari dampak pandemi ini.
Sumber:
- Adhara Syahda Raino, Salahuddin, Havidz Ageng Prakoso, Economic Crisis During The COVID-19 Period: A Systematic Literature Review, 2023.
- yidoan, P. V., Byktanr, B. G., & Sumbas, A. (2021). Economic, Legal and Policy Studies on Health: A Social Science Perspective to Health Studies in Turkey. Peter Lang AG.
- Haryono, B. S., Hidayati, F., Lenggono, K. A., Sholihah, Q., & Ahmadi, B. (2021). The Role of Politics and Policy Strategy in Facing a Covid-19 Pandemic: Case Study in Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H