“Rasa kekurangan yang paling membahayakan keimanan seorang muslim adalah ketika merasa kurang cukup bersama ALLAH” (Ustad Bachtiar Nasir – Pimpinan GNPF MUI)
Kerinduan adalah hasrat yang dalam untuk memenuhi pinta hati agar terpenuhi. Saat hasrat telah tercukupi maka damai pun akan bersemi. Begitulah kiranya gambaran kondisi kekinian umat Islam negeri ini, kami rindu akan keadilan sebagaimana dahulu para pahlawan rindu kemerdekaan. Kami rindu jika nilai-nilai pancasila yang sudah lama dirumuskan itu benar-benar di jalankan. Kami rindu toleransi yang bukan hanya sekedar teori.
Adapun gejolak yang belakangan sempat terjadi, aksi yang begitu super indah nan damai di akui dunia. Adalah konversi kesabaran yang terakumulasi menjadi kekuatan tak terbendung. Karena tak ada yang bisa menghalangi pecinta yang memperjuangkan gelora jiwa nya jika ada hal dari yang di cintai nya telah di nista.
Al-Quran adalah kalamullah yang telah sempurna mengajarkan kedamaian bagi seluruh alam, Al-Quran bukan kitab kumpulan ayat yang bisa sembarangan di tafsirkan, apalagi oleh umat agama lain yang bukan kitab pegangan nya. Jika ini di nista maka pantas saja bila pecinta nya marah dan menuntut keadilan hukum.
“Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.” (QS. Al 'Ankabuut: 49)
Begitulah Allah Berfirman, memberikan pelajaran dan pengarahan agar hamba-hamba-Nya selalu berada dalam jalan yang lurus. Dan hal ini bukan kebohongan, juga bukan alat ulama untuk menipu umatnya. Tapi memang inilah ajaran Islam yang sesungguhnya, menjaga pemeluknya dari segala hal ketergelinciran yang akan mengakibatkan penyesalan abadi.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS. Al Maa’idah: 51)
Dan Al-Quran menunjukkan kebenaran nya pada saat fitnah itu menimpa nya,
"Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana." Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka."(QS. Al Maa’idah: 52)
Konversi kesabaran umat Islam lain nya yg terjadi karena hasrat keadilan yang belum terwujud adalah suara pembelaan yang sesuai dengan bahasa zaman, yaitu zaman digital. Hanya saja hak berpendapat sempat tersekat oleh lahir kembalinya undang-undang ITE yang diperhalus hukuman nya.
“Percayalah orang yang selalu bersama ALLAH tidak akan kehilangan apa-apa. Tapi orang yang kehilangan ALLAH pasti kehilangan segalanya” (Ustad Bachtiar Nasir – Pimpinan GNPF MUI)