Mohon tunggu...
Muhammad Kayyis
Muhammad Kayyis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menyukai sejarah dan musik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Polemik Pemblokiran X di Kalangan Netizen

20 Juni 2024   11:14 Diperbarui: 20 Juni 2024   11:40 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Rencana pemblokiran platform media sosial X oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika tengah menjadi perbincangan di kalangan pengguna media sosial. Pasalnya di Indonesia, X merupakan aplikasi yang cukup ramai digunakan masyarakat. Per April 2024 saja, pengguna aktif  X di Indonesia hampir mencapai 25 juta pengguna. Ini menyebabkan Indonesia menduduki urutan keempat sebagai negara dengan pengguna X terbanyak di dunia. Berada di bawah India dan di atas Britania Raya. Wajar saja jika wacana pemblokiran oleh Kominfo memicu berbagai reaksi dari netizen.

Kominfo berencana memblokir media sosial X setelah muncul pernyataan dari X yang secara resmi memperbolehkan konten pornografi di platformnya. Sedangkan di Indonesia, konten pornografi sangat dilarang penyebarannya. Jika dilihat dari tujuannya, maka pemblokiran X memiliki dasar yang kuat. Tetapi mengapa banyak pengguna medsos yang kontra dengan rencana ini?

Jawabannya adalah karena X sejatinya bukan platform yang murni bermuatan pornografi. Sebagai platform medsos berbasis tulisan, X dimanfaatkan banyak orang untuk melakukan berbagai kegiatan, dan banyak kegiatan tersebut adalah kegiatan yang bernilai positif. X banyak dimanfaatkan untuk memberikan berita terkini, promosi produk, kampanye politik, atau hanya sebagai tempat curhat bagi beberapa orang. Di sebagian kasus, X bahkan menjadi tempat untuk mengangkat suatu kasus kriminal yang berpotensi bahkan sudah lama tenggelam. Tentunya banyak lagi fungsi platform X yang sangat penting bagi banyak orang.

Kelebihan X dibanding media sosial lain, yang kemudian menjadi alasan bagi kominfo untuk melakukan pemblokiran adalah kebebasan dalam penyebaran berbagai jenis konten. Kebebasan inilah yang membuat X lebih banyak digunakan dibandingkan dengan platform saingannya seperti Threads yang dikembangkan oleh Meta. Kebebasan yang diberikan X juga menjadi sarana untuk menyebarkan konten yang dilarang peredarannya di Indonesia seperti pornografi dan hal-hal lain yang dianggap tidak sesuai dengan norma yang dianut masyarakat Indonesia.

Namun, jika dilihat lagi tampaknya penggunaan X di Indonesia lebih dominan ke konten yang memang diperbolehkan oleh peraturan yang berlaku. Konten promosi misalnya, jenis konten ini bisa dikatakan mendominasi utas di X saat ini. Di mana dalam sebuah utas mengenai suatu berita, bisa dipastikan terdapat lebih dari 5 sisipan promosi produk. Dapat disimpulkan, X adalah platform yang banyak digunakan masyarakat untuk mencari nafkah.

Saat masa kampanye pemilihan presiden kemarin, platform X sering digunakan oleh para pendukung pasangan calon untuk mempromosikan keunggulan yang dimiliki setiap calon. Hal ini dapat digunakan masyarakat sebagai sarana untuk menentukan pilihannya. Yang nantinya berdampak pada kelangsungan negara Indonesia sendiri.

Berbagai dampak positif tersebut selayaknya diperhatikan oleh para pemangku kebijakan. Jangan sampai karena keputusan yang dibuat tanpa pertimbangan yang matang menjadi masalah bagi masyarakat kita sendiri, seperti hilangnya mata pencaharian banyak orang yang bergantung pada X sebagai sumber nafkah mereka, hilangnya kebebasan dalam menyuarakan keadilan bagi rakyat, dan berbagai masalah lain yang kemungkinan akan terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun