Mohon tunggu...
M Kabul Budiono
M Kabul Budiono Mohon Tunggu... Jurnalis - Old journalism never dies

Memulai karir dan mengakhirinya sebagai angkasawan RRI. Masih secara reguler menulis komentar luar negeri di RRI World Service - Voice of Indonesia. Bergabung di Kompasiana sejak Juli 2010 karena ingin memperbanyak teman dan bertukar pikiran...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mentawai, Okh Mentawai

26 Oktober 2010   13:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:04 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin saya menyaksikan Mentawai, gugusan pulau sebelah barat Sumatera Barat di televisi. Bukan mengenai bencana, melainkan mengenai adat istiadat salah satu yang ada di sana.    Dalam tayangan di televisi kabel BBC Knowledge itu itu digambarkan bagaimana seorang ilmuwan dan ahli kesehatan Inggris tinggal di sana dan diangkat anak oleh keluarga Mentawai. Ia sangat sedih ketika meninggalkan keluarga itu kembali ke London.

Tidak lama setelah menyaksikan film televisi itu, saya dikejutkan oleh terjadinya gempa bumi di bumi eksotis itu. Tidak hanya gempa, tetapi juga Tsunami. Puluhan penduduk Mentawai meninggal dunia dan lebih dari seratus lima puluh hilang tertelan gelombang. Saya sedih dan tak habis pikir. Apa dosa dan kesalahan penduduk Mentawai yang lugu dan baik itu hingga mesti diterkam bencana tak terduga itu ?

Sayapun lantas mencari informasi lebih lanjut mengenai Mentawai. Dari kamus bebas Wikipedia Mentawai diuraikan sebagai berikut ; “ Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan kabupaten kepulauan yang terletak memanjang dibahagian paling barat pulau Sumatera dan dikelilingi oleh Samudera Hindia.

Kepulauan Mentawai merupakan bagian dari serangkaian pulau non-vulkanik, dan gugus kepulauan itu merupakan puncak-puncak dari suatu punggung pegunungan bawah laut,

Suku Mentawai sebagai penduduk utama di kabupaten ini, secara garis besar masyarakat ini tidak mempunyai gambaran yang jelas tentang asal usul mereka, walaupun ada diantara mereka mengenal beberapa mitologi yang kadang agak kabur dan sukar dipercaya.

Sebahagian besar penghuni pulau-pulau di kabupaten Kepulauan Mentawai berasal dari pulau Siberut. Masyarakat suku Mentawai secara fisik memiliki kebudayaan agak kuno yaitu zaman neolitikum dimana pada masyarakat ini tidak mengenal akan teknologi pengerjaan logam, begitu pula bercocok tanam maupun seni tenun.

Penduduk di kabupaten ini separuhnya adalah penganut animisme, kemudian sebahagian beragama Kristen dan Islam. Setelah kemerdekaan masyarakat di kabupaten ini telah membaur dengan suku-suku bangsa lain yang ada di Indonesia terutama setelah kabupaten ini menjadi salah satu daerah transmigrasi.”

Kabar terakhir menyebutkan, gempa 7,2 SR dan tsunami itu telah merenggut korban meninggal sebanyak 17 orang. Satu orang tersapu ombak saat memancing tengah malam itu. Dan dikabarkan juga ada satu kampung yang rata dengan tanah. Seperti diketahui, gempa 7,2 SR mengguncang Pulau Pagai Selatan di Kepulauan Mentawai pukul 21:42:25 WIB Senin (25/10) menimbulkan tsunami, meski hanya 1 hingga 1,5 meter. Kawasan yang terkena diantaranya di Desa Sikakap, Pulau Pagai Utara. Kampung terdekat dengan sumber gempa adalah Desa Sinakak, Bulasat, dan Malakopak di pantai barat Pagai Selatan.

Saya, dan juga anda sebagai sesama warga bangsa pastilah ikut berduka dengan bencana dan musibah yang menimpa saudara saudara kita di Mentawai.

Mudah mudahan Saudara kita tabah senantiasa.

Salam persaudaraan

M Kabul Budiono

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun