Mohon tunggu...
M Kabul Budiono
M Kabul Budiono Mohon Tunggu... Jurnalis - Old journalism never dies

Memulai karir dan mengakhirinya sebagai angkasawan RRI. Masih secara reguler menulis komentar luar negeri di RRI World Service - Voice of Indonesia. Bergabung di Kompasiana sejak Juli 2010 karena ingin memperbanyak teman dan bertukar pikiran...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memahami Retorika Obama dan Kelanjutannya

15 November 2010   06:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:36 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

( sebuah catatan yang tertinggal   dari kunjungan Obama ke Jakarta )

Membuka pidatonya Presiden Barack Obama mengucapkan frasa “ Pulang Kampung, nih “. Ada lagi celotehan ‘ Baksooo... sateeee ‘. Selain itu juga ungkapan impresif “ Saya bagian dari Indonesia “. Petikan kalimat pembuka Pidato Obama di Universitas Indonesia Rabu pagi, mengingatkan saya pada apa yang diucapkan John F Kenedy di Berlin Barat tahun 1963. John F Kenedy ketika itu mengemukakan sebuah frasa berbunyi ‘Ich bin ein Berliner’. Kedua ungkapan itu sama sama digunakan sebagai bagian dari pembuka pidato, sebagai ice breaking dan membangun proximity atau kedekatan. Kalimat kalimat pembuka Obama boleh jadi, bukan merupakan bagian yang tertulis secara resmi dan dipantulkan melalui teleprompter yang dipasang di depan kiri dan kanannya.

Sebagai sebuah ice breaking ungkapan ‘ Saya adalah bagian dari Indonesia’, yang didahului dengan celotehan ‘Pulang Kampung Nih’, serta merta disambut tepuk sorak hadirin termasuk para mahasiswa. Setelah itu mengalirlah kalimat demi kalimat yang diikuti dengan sangat seksama. Dari penyampaian pidato itu, sayapun semakin yakin, bahwa Barack Husein Obama memang seorang orator yang ulung. Pertanyaannya kemudian, bagaimana memahami ungkapan ungkapan itu ?

Sebagaimana Obama, mendiang John F Kennedy juga mengungkapkan frasa Ich bin ein Berliner secara impromptu atau di luar teks resmi. Menurut catatan Wikipedia, Kennedy menulis ungkapan itu di atas sebuah kertas kecil. Dalam sebuah analisa, ungkapan itu dimaksudkan sebagai pembangun kedekatan dengan Jerman ( barat ) sebagai aliansi strategisnya dan juga ditujukan kepada orang-orang Rusia yang ketika itu berada di wilayah Berlin yang sedang diperebutkan oleh Sekutu dan Blok Uni Soviet. Sebagaimana diketahui, kota itu memang dibagi dua yaitu Berlin Barat dan Belin Timur. Dan kunjungan John Kennedy ketika itu merupakan episode awal perang dingin blok barat dan blok timur.

Lantas bagaimana dengan ungkapan ungkapan Obama di Jakarta ? Apakah sekedar ice breaking, impresi nostalgia atau menyiratkan komitmen dukungan kepada Indonesia dengan berbagai persoalannya serta indikasi bakal semakin menguatnya hubungan baik dan kerjasama antara kedua pemerintahan ?

Sebagian orang berpendapat bahwa ungkapan awal pidato Obama lebih bersifat pembangunan kedekatan serta impressi nostalgia masa kecilnya. Rasanya saya sependapat dengan itu. Mengenai apakah Presiden Amerika Serikat yang masa kecilnya di Jakarta itu akan benar benar mampu meningkatkan pemahaman baik warga negaranya menganai Indonesia dan keindonesiaannya, serta meningkatkan kerjasama, kita masih harus menunggu perkembangan berikutnya. Sebab kita mesti dapat memahami dan membedakan bahwa Obama sebagai pribadi yang ketika kecil suka makan bakso dan nasi goreng, pastilah berbeda dengan Barach Obama dalam kapasitanya sebagai Presiden Amerika Serikat.

Salam hangat

Kabul Budiono.

Gambar diambil dari : cartoonfactory.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun