Mohon tunggu...
Melina Kurniawan
Melina Kurniawan Mohon Tunggu... -

Seorang ibu rumah tangga dengan satu anak dan satu suami tentunya :) senang baca beragam jenis bacaan dan berusaha produktif menulis lagi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cina Raup Untung Dari Pernikahan Pangeran William

13 Januari 2011   04:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:39 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="399" caption="royal wedding and its replica (source: news.yahoo.com)"][/caption] Apa sih barang di rumah kita yang bukan buatan cina? Sebagian besar buatan negeri tirai bambu itu bukan? Saya masih ingat betul saat masih kecil suka memperhatikan bagian belakang piring dan gelas yang terbuat dari bahan semacam porselen. Disana tertulis dengan jelas, 'made in china' (buatan cina). Bahkan setelah tinggal di negeri Om Obama ini, barang-barang yang ada di super market pun langka sekali yang buatan Amerika sendiri. Baju, piring, sendal, dan jam tangan, hampir semuanya tertulis 'made in china'. Giliran saya beli cotton candy, di kemasannya tertera 'proudly made in America'. Saya sampai tersenyum geli sendiri. Banyaknya barang dengan merek buatan cina ini membuat saya suka bingung kalau hendak pulang nanti. Jauh-jauh pergi menyeberangi lautan pasifik, masa bawa oleh-oleh buatan cina? Bahkan kawan yang baru saja pulang ke Indonesia sempat "bete" saat melihat electronic photo frame yang dibelinya ternyata 'made in china'. Padahal merk yang dibeli adalah merek Jepang. Rendahnya upah kerja di Cina memang membuat perusahaan asing berduyun-duyun membuka pabrik disana. Hal ini dilakukan tiada lain adalah untuk menekan biaya operasional perusahaan sehingga harga jual barang bisa lebih bersaing. Uniknya, selain jadi negara tujuan relokasi industri, Cina juga ternyata bisa dengan leluasa membajak produk perusahaan lain. Kenapa? Karena Cina memang tidak bergabung dengan World Trade Organization (WTO), organisasi yang mengatur aturan main perdagangan negara-negara anggotanya. Maka tidak lah aneh kalau kini kita sering melihat sepeda motor buatan Cina yang mirip dengan motor pabrikan Jepang, atau barang lain buatan Cina yang meniru merek terkenal lainnya. Leluasanya Cina dalam membuat barang aspal (asli tapi palsu) ternyata sudah memangsa korban baru. Tak tanggung-tanggung, korbannya kali ini adalah cincin pertunangan Pangeran William, dengan kekasihnya Kate Middleton. Belasan pabrik pembuat perhiasan yang berlokasi di kota Yiwu di provinsi Zhejiang mengerahkan kekuatannya untuk membuat replika cincin yang dulunya milik mendiang Lady Diana itu. Zhou Mingwang, sang pemilik perusahaan, berkata bahwa dia langsung melihat peluang emas saat melihat pertunangan perwaris tahta kerajaan Inggris tersebut. Ini tak lain karena pernikahan pasangan William dan Kate ini merupakan perhatian dunia dan akan banyak penggemar mereka yang menginginkan cincin dengan model yang mirip. Zhou menambahkan bahwa agar tidak terkena masalah pelanggaran hak cipta, pabriknya sedikit mengubah desain dan ukuran cincin replika tersebut. Cerdas bukan? Tak heran kalau mereka dengan mudahnya membuat barang tiruan. Dan ternyata selain membuat cincin, pabrik Zhou juga membuat tiruan memorabilia pernikahan Pangeran William yang lainnya yaitu, cangkir, piring, dan gantungan kunci.Tentunya setelah disesuaikan juga agar tidak dituntut oleh pihak kerajaan Britania Raya itu. Bisa dibayangkan keuntungan yang akan diraup oleh perusahaan Zhou? Banyak sekali pastinya. Nah untuk para penggemar Pangeran William dan Kate Middleton, siap-siap saja untuk mencarinya di pasaran. Alamaak!! Nenek Usia 70 Tahun Hamil Dilarang Bernyanyi Di Kamar Mandi!! 190 Juta Orang Amerika Menanti Ajal! Gelandangan Jadi Bintang Iklan Kraft Gayus Ingin Jadi Leonardo DiCaprio

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun