Mohon tunggu...
Emka Nahrawi
Emka Nahrawi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis saja

Menulis saja

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menghirup Damai di Halmahera Utara

1 Januari 2019   09:37 Diperbarui: 1 Januari 2019   10:02 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu produk kelompok tani di Tobelo Timur. dokpri

Jalanan aspal berkelok-kelok. Mulus. Kiri kanan membentang alam yang indah, pepohonan, pegunungan, dan lautan yang membiru. Sungguh anugerah alam yang luar biasa. Sulit rasanya membayangkan daerah ini pernah mengalami konflik bermotif SARA yang meluluhlantakkan masyarakat.

Ya, ini di Maluku Utara, tepatnya di Kabupaten Halmahera Utara. Tahun 1999-2000 konflik bernuansa SARA pecah di sini. Imbas dari konflik bernuansa sama yang lebih dahulu pecah di Ambon. Sebuah sumber menyebutkan sebanyak 700 orang meninggal dunia akibat kerusuhan itu. Namun sumber lain melansir lebih dari 3000 orang tewas dan ribuan lainnya hilang.

Hampir dua puluh tahun pasca konflik tersebut meletus, saya berkesempatan mengunjungi Halmahera Utara. Di Tobelo, ibukota kabupaten, tak nampak bekas kerusuhan. Jalan yang mulus berkelok, rumah-rumah yang cukup bagus serta wajah-wajah yang ramah meniupkan nafas kedamaian ke udara. 

Meski udara cukup panas, tapi saya tak merasakan ketakutan di sini, melainkan semangat dan kegembiraan menjelajahi daerah baru. Hanya saja, udara di sini memang panas. Teman-teman mengeluhkan panasnya udara. Tidak saja di Halmahera, tapi pada umumnya di wilayah Timur Indonesia. 

Dari Sulawesi hingga Papua. Saya sendiri merasakan panasnya matahari sulawesi hingga tidak berani berlama-lama berada di bawah sinar matahari. Tapi di Jakarta, saya bisa tahan di bawah sinar matahari tanpa mengalami mimisan seperti dulu ketika berada di sulawesi.

Di Kecamatan Galela Barat, saya beserta rombongan mengunjungi para petani yang tergabung dalam beberapa kelompok tani. Kami berjumpa dengan para petani yang bersemangat menanam tanaman hortikultura seperti tomat, cabai, dan terong. Mereka mendapat bantuan pemerintah dalam usaha tani mereka hingga dapat menghasilkan pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan. Hamparan cabe dan tomat memanjakan mata.  

Hamparan tanaman cabe, bentar lagi panen nih. dokpri
Hamparan tanaman cabe, bentar lagi panen nih. dokpri
Menurut pengakuan salah seorang petani, dulu mereka tidak berharap mampu menanam komoditas hortikultura. Orang-orrng Jawa yang datang ke wilayah ini kemudian menjadi pelopor dalam bertani. Sebelumnya masyarakat setempat hanya bergantung pada ubi kayu, pisang, dan kelapa sebagai komoditas pertaniannya. Tanaman hortikultura biasanya hanya untuk konsumsi sehari-hari. 

Masuknya orang-orang jawa mengenalkan budidaya hortikultura menjadikan tanaman mereka lebih beragam. Bahkan ada kelompok tani yang sudah mampu memproduksi saos tomat dalam kemasan. Akan tetapi, kendalanya masih pada faktor pemasaran yang relatif masih sulit. kondisi geografis berupa pegunungan dan kepulauan masih menjadi tantangan tersendiri.

Di Kecamatan Tobelo Timur lain lagi. Komoditas utama yang dikelola oleh kelompok tani adalah kelapa. Mereka menghasilkan produk olahan berbahan dasar kelapa seperti sabun, minyak kemasan dan VCO. Ijin PIRT dan sertifikasi halal dari MUI sudah mereka peroleh. Ini lebih mudah dilakukan karena komoditas kelapa relatif lebih tahan daripada tomat yang apabila tidak segera diolah akan membusuk.

Salah satu produk kelompok tani di Tobelo Timur. dokpri
Salah satu produk kelompok tani di Tobelo Timur. dokpri
Melihat keberhasilan para petani di Halmahera Utara, saya merasakan kegembiraan dan suka cita. Ada ketulusan yang saya rasakan ketika berinteraksi dengan mereka. Rasanya sulit membayangkan di tanah ini pernah terjadi pertumpahan darah skala besar. 

Inilah yang patut diwaspadai agar kejadian yang sama tidak terulang lagi di masa depan. Sebab yang menanggung kerugian bukan saja satu pihak, tetapi semua pihak yang berkonflik.Semoga damai selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun