Mohon tunggu...
Muhammad Jundi
Muhammad Jundi Mohon Tunggu... Penulis - Soiciialpreneur

Social Entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Maju Tak Tergantung Usia

19 Agustus 2011   06:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:39 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Penampilannya sederhana, bersahaja dan sorot matanya tajam penuh wibawa saat bicara. Banyak kalimat motivasi hidup yang mengalir dalam katanya. Siapapun yang mendengar pembicaraan dan melihat sosoknya senantiasa akan bersemangat menjalani hidup dengan penuh ketegasan dan kejujuran.

Itulah kesan pertama saat bertemuErry Riyana Hardjapamekas ketika menyampaikan materi ceramahnya di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa Ciputat Tangerang Selatan. Ia di daulat menjadi pembicara dalam acara sarasehan karyawan LKC-Dompet Dhuafa, kamis, (30/6/2011) lalu.

Dalam ceramahnya ia memaparkan, perbedaan antara negara miskin dengan negara kaya tidak bergantung pada usia negaranya, melainkan pada pola perilaku atau sikap masyarakatnya yang telah terbentuk bertahun-tahun melalui pendidikan dan budayanya.

"Contohnya adalah Negara India dan Mesir walaupun berusia lebih dari 2000 tahun tetapi tetap saja menjadi negara miskin. Berbeda dengan Negara singapura, Kanada, Australia dan Selandia barumeskipun usia pembangunannya kurang dari 150 tahun mereka dapat menjadi bagian negara maju dengan penduduknya yang tidak lagi miskin,” ungkap Erry, lelaki yang di percaya oleh Presiden Ri untu menjadi salah satu panitia seleksi pimpinan KPK 2011.

Disisi lain ketersedian sumber daya alam sebuah negarapun tidak menjamin negara menjadi kaya atau miskin. Seperti halnya Jepang, Negara yang memiliki area yang sangat terbatas hampir 80 % pegunungan dan tidak cukup untuk meningkatkan pertanian dan peternakan tetapi dapat menjadi negara raksasa ekenomi nomor dua di dunia.

Pesan dan nasihat yang di sampaikannya seolah menyindir bangsa ini. Kebetulan Indonesia telah lama merdeka dan memiliki ragam sumberdaya alam, namun tetap saja dalam kondisi yang memprihatinkan.

“Berdasarkan kajian perilaku, masyarakat negara maju sehari-hari mengikuti dan mematuhi prinsip dasar kehidupan,” tutur putra kelahiran Jawa Barat ini.

Ery memaparkan bahwa prinsip dasar itu adalah Etika. Dalam kehidupan sehari-hari kita harus Jujur, berintegritas, bertanggung jawab, hormat pada aturan & hukum.

“Masyarakat, hormat pada hak orang lain, cinta pada pekerjaan, berusaha keras menabung & investasi, bekerja keras, tepat waktu & pandai memanfaatkannya serta punya inisiatif tinggi,” tambahnya.

Ia juga melihat, banyaknya pelanggaran hukum dan etika di negara ini, hal itu dikarena ada krisi keteladanan.

"Masyarakat sepertinya sudah kehilangan keteladanan dari para pemimpin. Mereka banyak yang melanggar hukum,” terangnya.

T entang Erry

Erry Riyana Hardjapamekas salah satu tokoh yang muncul saat bangsa ini hampir apatis dalam memberantas korupsi yang begitu menggurita, beliau tampil mengemban amanah negara yang berat, menjadi salah satu pimpinan di sebuah lembaga penegak kujujuran yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tahun 2003-2007.

Terpilihnya Ery menjadi anggota KPK saat itu bukan tanpa alasan. Segudang prestasi telah di torehnya selain pribadinya yang tegas dan penuh integritas, beliau berhasil dalam mengembangkan industri pertambangan di Indonesia. Terbukti diberikannya tanda jasaSatyalancana Pembangunan pada tahun 1996 dan Bintang Jasa Utama, tahun 1997 oleh presiden RI.

Di usianya yang semakin sepuh tidak membuatnya berdiam diri menikmati hidup namun senantiasa aktif dalam berbagai aktifitas organisasi profesi dan sosial. Saat inipun Ery dipercayamenjadi salah satu dewan pembina Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa.

"Merupakan sebuah kehormatan bagi saya saat dilibatkan untuk menjadi salah satu dewan pembina di Dompet Dhuafa" Ujarnya. Katanaya lagi melanjutkan, Semoga para aktifis yang terlibat di LKC Dompet Dhuafa ini dapat menjadi pelopor agen perubahan bangsa ke arah yang lebih baik ke depan karena harapan itu masih ada. Semoga".(mjundi) http://lkc.or.id

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun