Menemukan Makna Hidup di Jalan
Oleh Muhammad Julijanto
Hujan, panas, terang, mendung, dingin, sejuk, bahkan lelah, capek, fresh dan penuh semangat menjadi kondisi yang sering dihadapi saat kita akan berangkat kerja, berangkat sekolah, berangkat kuliah. Sudah sejak tahun 2002-hingga sekarang aku mengukur jalan Wonogiri menuju Kartasura kurang lebih perjalanan 45 km ditempuh dalam waktu 1,5 jam bila lalu lintas tidak padat bisa 1 jam perjalanan.
Kadang rasa malas dan tidak semangat menghantui, sebagai perasaan kemanusiaan, usaha untuk mengusir dan menjadi semangat dan bangkit adalah membangun jiwa optimis dan memberi makna setiap waktu yang kita lewati. Kadang terpikir biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan reward yang kita dapatkan, bahkan ada yang terbuang di jalan. Bahkan sering muncul ungkapan tua di jalan dari pada di rumah.
Namun itulah spirit yang kita jalani, kita harus mampu menerjemahkan dan memberikan makna dari segala aktivitas yang kita lakukan, sehingga menjadi kenikmatan dan kesenangan sekaligus mempunyai nilai tambah serta pahala bagi diri kita. Terutama bagi yang berkeyakinan sebagai muslim.
Dalam Islam setiap langkah kebaikan yang diawali dengan bacaan Basmalah dan disandarkan mengharapkan ridho Allah Swt, merupakan pahala yang tak ternilai harganya, sehingga setiap hela nafas yang masuk ke hidung dan diolah di paru-paru didistribusikan ke sekujur badan Bersama darah kita akan menjadi nilai kebaikan bagi diri.
Perjalanan 1,5 jam merupakan waktu yang Panjang bagi kitab isa melakukan berbagai aktivitas, bila berada di kantor atau di rumah. Maka waktu yang habis di jalan bisa dikonversi menjadi kebaikan, seperti dalam perjalanan kitab isa membayangkan berbagai planning dan persiapan kegiatan sesampainya di kantor kampus atau sekolah, Â Menyusun agenda kegiatan dan mengeksekusinya saat sampai tujuan. Bahkan bila kita menggunakan moda transportasi umum, kitab isa menulis di smartphone puisi, baca berita, baca laporan, bisa melihat film dan melakukan pekerjaan secara mobile, bahkan koordinasi dengan kolega.
Konon Prof Dr KH. Haedar Nashir, M.Si. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah memanfaatkan waktu dalam perjalanan mengerjakan tugas-tugas, hingga menulis artikel dan tajuk rencana untuk Majalah Suara Muhammadiyah dan lain-lain. Itu artinya bahwa manajemen waktu bisa digunakan sebaik mungkin, dengan waktu yang singkat di perjalanan menghasilkan karya produktif. Sehingga tidak menua di jalan.
Itu Kembali kepada kiat bagaimana individu mampu memaknai waktu yang lewat dalam perjalanan melaksanakan aktivitas keseharian.
Kebijakan seperti WFH atau Hybrid Jadi Solusi
Maka menurut saya perjalanan menuju ke tempat kerja atau belajar, bisa digunakan sebagai cara merefleksi atau merenung tentang berbagai fenomena kehidupan. Kita sudah bisa menyesuaikan diri dengan kondisi yang kita ciptakan, karena menjadi pelaju menjadi pilihan hidup yang kita lakukan. Kita bisa membeli rumah atau kontrak rumah di tempat yang dekat dengan Lokasi kerja atau kuliah. Namun tentu akan banyak biaya yang kita keluarkan. Demikian juga sama saja kalau kita menggunakan perjalanan dan memilih untuk tinggal di rumah sendiri dengan resiko perjalanan lebih jauh dan memakan waktu.
Kebijakan tempat kerja yang memberikan kemudahan kepada setiap karyawan atau pekerja yang bisa tetap produktif di rumah, mengerjakan lemburan atau pekerjaan dari rumah masing-masing, outputnya jelas ada produk, hasil pekerjaan yang bisa diselesaikan secara online.
Hal ini memberikan kehangatan dan kualitas Bersama keluarga lebih baik. Namun tidak meninggalkan pekerjaan. Hasil pekerjaan bisa diukur dengan target yang harus diselesaikan tanpa harus datang ke kantor.
Siasat Atasi Rasa Lelah Akibat Perjalanan Panjang
Sudah 20 tahun lebih saya menikmati perjalanan setiap hari 3 jam di jalanan. Tentu dengan resiko lalu lintas yang padat. Kondisi jalan yang rusak. Rambu-rambu lalu lintas yang rusak, maupun tidak berfungsi maksimal. Kondisi lelah dan factor psikologis pengguna jalan. Ketaatan hukum terhadap undang-undang lalu lintas para pengguna jalan.
Kondisi lalu lintas di atas mempengaruhi stamina di jalan para pengguna jalan. Maka menghindari kondisi tidak fit di jalan. Bila menghadapi masalah, maka kita harus istirahat. Agar stamina bisa pulih dan melanjutkan perjalanan.
Sebagai orang jalanan, tentu stamina menjadi hal utama, agar di jalan tidak ada gangguan. Kesehatan prima. Maka menyiapkan Minuman Infused Water. Infused water adalah air putih yang diberi tambahan rasa dan khasiat dari bahan-bahan seperti buah, sayuran, dan rempah-rempah. Proses pembuatannya cukup mudah dan dapat dilakukan di rumah (localstartupfest.id).Â
Berikut adalah beberapa manfaat infused water: Meningkatkan Kesehatan Pencernaan: Mengandung serat, vitamin, dan mineral yang baik untuk sistem pencernaan. Membantu Detoksifikasi: Diklaim dapat membantu membersihkan racun dari dalam tubuh. Menurunkan Berat Badan: Rendah kalori dan dapat mengurangi keinginan untuk mengkonsumsi makanan manis. Meningkatkan Kekuatan Kekebalan Tubuh: Mengandung antioksidan yang membantu melindungi tubuh dari radikal bebas (www.alodokter.com). Menghidrasi Tubuh: Menambah rasa pada air putih sehingga lebih menarik untuk diminum. Infused water juga bisa menjadi alternatif sehat bagi minuman bersoda atau minuman berkafein lainnya.
Makan supplemen bawang putih yang ekstrak menjadi penambah stamina. Kita bisa membuat atau membeli yang sudah jadi. Makan ini bisa memberikan stamina yang prima di jalan.
Kebiasaan khusus Agar Tetap Bugar?
Kebugaran dapat dibangun dari cara berpikir yang biasa kita kembangkan. Pikiran positif sangat mempengaruhi kebugaran bandan. Sekali pun rasa tidak nyaman badan, bila kita punya pikiran positif, maka pemulihan akan segera membaik. Gaya hidup sehat menjadi cara membangun kebugaran yang prima.
