Ramadhan Lebaran dan Management Keuangan Keluarga
Oleh Muhammad Julijanto
Ketika orang tua harus turun tangan mengatasi masalah yang dihadapi oleh anak-anaknya. Orang tua merupakan figur yang menjadi teladan bagi anak dalam management keuangan keluarga. Bapak menjadi figur sentral dalam membangun ekonomi keluarga yang kuat.
Ketika anak terjatuh dalam lumpur hutang-piutang. Itu adalah jalan hidup yang salah. Menagement keuangan yang salah. Pola hidup gali lubang dan tutup lubang adalah cara pengelolaan keuangan rumah tangga yang tidak baik. Ketika akan mengambil hutang mestinya harus memperhatikan bagaimana keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran, termasuk kemampuan dan kekuatan keuangan rumah tangga untuk mengembalikan hutang.
Jika hutang yang dilakukan untuk anggaran konsumsi rumah tangga, maka langkah ini adalah salah. Sebab kemampuan pengembalian di mana setiap hari. Sementara ketidakseimbangan dalam pendapatan yang diperoleh untuk mengembalikan hutang-hutang yang ada.
Hutang sangat nikmat saat menerima uang yang banyak, tetapi sebuah mela petaka pada saat harus jatuh tempo untuk mengembalikan. Bila dana yang tersedia untuk dikembalikan belum ada, maka sangat mempengaruhi beban pikiran.
Bagaimana persiapan rumah tangga ketika harus mengambil hutang sebagai cara untuk mengatasi keuangan rumah tangga. Maka seorang kepala rumah tangga harus memperhatikan paling tidak, seberapa banyak kekuatan untuk mengembalikan hutang tersebut tersedia, sebagai jaminan utamanya.
Jika terpaksa harus mencari hutang, maka langah yang dilakukan antara lain: pertama, adakah pendapatan yang utama bisa untuk mengangsur hutang yang akan diambil, jika tidak ada atau belum ada sumber yang pasti dan bisa diandalkan sebagai jalan untuk mengangsur, maka perlu dipertimbangkan. Atau ditunda dahulu sampai ada sumber yang bisa mengcover penutupan hutang tersebut. Kedua, adakah jaminan yang tersedia cukup untuk mengcover pinjaman yang akan dilakukan, bilamana terjadi keadaan terjelak tidak mampu mengembalikan hutang yang diambil dan bisa tercukupi dari jaminan yang ada, sehingga tidak merugikan debitur. Ketika pastikan bahwa kita mampu mengembalikan semua hutang, sehingga tidak merugikan pihak lain.
Maka setiap keluarga harus mengatur keuangannya dalam memenuhi konsumsi dan investasinya di masa yang akan datang. Syukur setiap keluarga mampu menciptakan Financial freedom, sehingga segala kebutuhannya, baik kebutuhan sosial kemasyarakatan seperti iuran sampah, iuran arisan RT dan RW, iuran tabungan hari raya yang dikelola oleh perkumpulan Rukun Tetangga sangat positif untuk mengembangkan gaya hidup yang bersahaja.
Aktualisasi diri dalam masyarakat tercapai, namun juga tidak terjebak dengan gaya hidup berlebihan. Setiap keluarga apalagi di bulan Ramadhan benar-benar harus mengatur buget dengan setiti dengan semua kepentingan sosial seperti menyiakan Takjil Ramadhan di masjid dan jumat berkah dan lain-lain terus berjalan.