Anak dan Masa Depan Bangsa
Oleh Muhammad Julijanto
Masa anak adalah masa bermain, anak yang sehat mampu mengeksplorasi keingintahuannya dengan imajinasi dan bukti empirik. Apa yang dilihat akan menjadi panutan, tontonan akan menjadi panutan. Bila contoh dan model yang menjadi rujukan adalah tidak membawakan nilai-nilai luhur, maka akan tertanam dalam diri anak kemampuan yang berbeda. Kemampuan untuk melakukan identifikasi dirinya dengan yang dilihat dan ditonton, maka sadarlah orang dewasa agar bisa menjadi rujukan anak dan berperilaku. Keteladanan dan contoh yang menjadi panutan bahkan menjadi model bagi anak untuk menduplikasi, mendiseminasi kemampuan dan berbagai peragai yang layak.
Tulisan ini akan menggali sisi lain dari pertumbuhan dan perkembangan anak dalam mencapai puncak prestasi dan penemuan jati dirinya.
Mengapa masih ada kasus kekerasan terhadap anak? Apakah fungsi hukum tidak berjalan untuk melindungi dan mengayomi penduduk yang paling rentan ini?
Anak Kelompok Rentan
Anak merupakan kelompok penduduk paling rentan dibanding dengan warga negara yang lain. Karena usia, kondisi fisiologis dan psikologi yang masih dalam pertumbuhan dan perkembangan. Apa yang dilihat anak akan menjadi pengalaman berharga hidupnya.
Keluarga di mana anak berada berkolaborasi dengan masyarakat dalam mengatasi masalah lingkungan. Lingkungan asri bersih sejuk dan hijau menjadi kehidupan damai penuh kerukunan dan kebersamaan. Saling bahu membahu antar warga menjadi kekuatan besar. Belajar pada kearifan alam menjadi tempat yang kondusif untuk tumbuh kembang anak lebih baik.
Keteladanan sangat penting dalam membangun karakter anak tumbuh kembang secara baik, mental dan spiritualnya, ditanamkan nilai-nilai luhur yang bisa diambil dari film. Teladan Nabi Ibrahim As dan Ismail As adalah simbol ketaatan tauhid kepada Allah Swt. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kesehatan ibu dan anak menjadi prioritas. Kualitas keluarga yang baik diawali dari kesehatan semua anggota keluarganya. Gaya hidup sehat, lingkungan yang bersih dan kerukunan warga menjadi kunci kebahagiaan warga. Bersama masyarakat keluarga membangun kualitas bangsa.
Anak Aset Bangsa
Belajar pada usia dini bagai mengukir di atas batu. Didiklah generasi sejak awal, kelak akan menjadi pelanjut yang handal di masanya.
Karena anak kadang sebagai pelampiasan. Amarah, seks, ketidakmampuan orang tua dalam mendidik dan memenuhi segala fasilitas dan sarana yang dibutuhkan anak.
Anak menjadi aset bagi orang tua. Anak menjadi andalan pada masa. Masa pertumbuhan dan perkembangan anak membutuhkan bimbingan dan panduan dari orang tua. Apa yang diakukan anak menjadi tantangan dan perhatian orang tua. Anak tidak tumbuh berkembang secara alami, tetapi melalui pembentukan dengan kurikulum yang dibuat orang tua untuk membentuk karakter dan kepribadian anak secara lebih optimal.
Ada masa anak, ada masa remaja, ada masa dewasa, dan ada masa tua, yang masing-masing bertanggung jawab atas fase hidupnya[1].
Perlu juga menulis cerita anak sebagai pembelajaran, dengan menyelami dunia anak sekaligus sebagai upaya untuk kepedulian terhadap dunia anak. Orang dewasa pasti sudah pernah merasakan dan mempunyai dan bahkan kaya akan pengalaman masa anak-anak dulu, yang nakal, caper-cari perhatian, ngeceng-mencari perhatian terhadap lawan jenisnya, itu adalah masa-masa pencarian jati diri dan pembentukan karakter dalam kerangka membekali diri dengan segala ilmu dan keterampilan sebagai modal dalam kehidupan yang akan datang. Masa kanak-kanak adalah golden age, masa-masa yang sangat bagus dalam penanaman nilai-nilai luhur dalam kehidupan di masa yang akan datang.
 Keindahan hidup masa kanak-kanak dan remaja tertemukan kembali. Tema cinta, pengkhianatan, susahnya cari uang untuk biaya hidup layak dalam buku ini banyak diangkat dalam cerita bertema sosial, putus sekolah, dan ekonomi. Kisah-kisah heroic yang menunjukkan perjuangan seseorang dalam meraih impiannya, menjadi tokoh dan perjalanan hidupnya terdokumenkan dengan baik menjadi inspirasi yang lain menduplikasi.
 Kekerasan terhadap anak sejauh mana mempengaruh tumbuh kembang dan kemampuan. Anak yang trauma Kekerasan bisa menjadi pelaku kejahatan di masa yang akan datang, maka menjaga anak agar tumbuh kembang yang baik, jauh dari bullying agar kepribadian anak bisa berkembang secara optimal. Pengawasan dan Pendampingan anak terus dilakukan, orang tua tidak boleh menyerah dan memasrahkan dalam pengasuhannya kepada media social, atau media You Tube dan lain-lain, karena setiap tontonan akan menjadi referensi anak dalam kehidupan.
Kita kadang menyaksikan anak-anak di rumah tidak pernah diajarkan mengatakan sesuatu, suatu Ketika secara spontan anak mengucapkan kata-kata asing yang tidak semestinya kepada kita. Maka orang tua harus meluangkan waktu dan bisa berkomunikasi dengan anak dari hati ke hati, dan anak dibatasi memegang gagetnya. Sehingga akan tumbuh kepercayaan dan perubahan yang lebih baik. Kesalahan dalam menerima pesan dapat disampaikan dengan pengertian dan data yang cukup tentang masalah yang dihadapi.
 Dengan demikian anak akan terlindungi dari pengaruh negative apa yang dilihat, apa yang didengar, dan apa yang dirasakan. Kebutuhan tumbuh kembang anak tercukupi dengan baik, maka sikap mentalnya terjaga dengan berdampak pada Indonesia maju dengan bonus sumber daya manusia yang berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H