Oleh Muhammad Julijanto
Cinta itu unik, kadang datang secara tiba-tiba, kadang datang dalam kondisi delematis, serba salah, bila dikabulkan akan berdampak seperti ini, itu dan bila dilarang juga akan mempunyai akibat yang negatif. Serba salah dalam mengambil sikap.
Hubungan dalam rumah tangga awalnya sebagai sebuah perpaduan dua insan yang berkomitmen untuk saling mencintai, menyayangi, mengasihi, bersama dalam suka dan duka, menjaga martabat keluarga agar tetap baik dan sejahtera, sakinah mawadah wa rahmah, hingga kaken-kaken dan ninen-ninen. Di usia senja tetap dalam komitmen cinta yang sejati.
Perjalanan hidup seseorang yang sedang jatuh cinta pada cinta masa lalunya, setelah istrinya yang tercinta meninggal dunia, cerai mati dan setelah menyelesaikan semua urusan yang berkaitan dengan hak-hak waris keluarganya, kembali jatuh cinta kepada perempuan yang dahulu menggoda masa perkawinan indahnya-orang menganggap selingkuh dengan perempuan lain, sehingga saat ini anak-anaknya sebagian tidak setuju terhadap rencana pernikahannya, karena merasa terbawa oleh emosi bagaimana ibunda tega, selalu sabar dan ikhlas terhadap perlakuan yang dilakukan suami, karena, sumur dan kasur, sampai mempunyai gadis-gadis kecil yang cantik-sehingga mereka menyebut keluarga Pendawi anak lima perempuan semuanya, hingga berusaha mencarikan calon ibu tiri yang lain yang dianggap lebih shalihah dan lebih baik nasab dan masa lalunya...namun...
Kehidupan  rumah tangga diibaratkan sebagai cinta sehelai rambut, antara cinta dan benci hanya kecil jaraknya, dari cinta yang tidak bisa diraih menjadi suatu kebencian kepada yang lain, karena cinta yang tak sampai...
Perjalanan rumah tangga seseorang sangat unik, seperti cerita dalam cerpen dan novel, kadang berlinang air mata, kadang canda tawa yang melebar dan kegembiraan, kadang hati ini tersayat-sayat karena pergesekan paham dan perbedaannya. Karena setiap anak yang sudah menikah, akan keluar dari keluarga besarnya menjadi membangun keluarga inti sendiri yang terdiri ayah, ibu dan anak, mempunyai kewenangan serta otoritas sendiri dalam menentukan perjalanan hidupnya sendiri.
Itulah uniknya kehidupan rumah tangga, di mana masing-masing rumah tangga mempunyai kemerdekaan dan kemandirian sendiri-sendiri, sebab bila setiap rumah tangga bisa diintervensi oleh keluarga yang lain, maka akan terjadi goncangan dan badai konflik antar rumah tangga. Sehingga dibutuhkan kedewasaan dalam mengambil sikap dan keputusan yang terbaik untuk selalu diambil ketika masalah di antara keluarga besar tersebut terjadi.
Di era digital seperti ini, perselisihan faham dan perbedaan pendapat bisa diungkapkan melalui berbagai media sosial yang mereka miliki, seperti dalam group wa, line, masangger, sms, facebook, twiter, telegram dan lain-lain, yang tidak secara langsung bertemu dan tatap muka, sehingga banyak komunikasi dan pesan yang tidak sampai, sehingga menyebabkan konflik tidak segera terselesaikan dengan baik.
Telpon berdering ketika jam kerja sangat padat, sejengkal waktu sangat berharga karena berkaitan dengan komitmen dan profesionalisme, sehingga ia harus memegang teguh janji profesinya memberikan pelayanan publik yang terbaik dan memuaskan pelanggan, sehingga bila ada telpon masuk berkaitan dengan urusan keluarga, kalau tidak dalam keadaan darurat bisa dipending dijawab pada jam istirahat, sehingga tidak mengganggu kinerja.
Cinta yang sedang tumbuh tidak bisa diganggu, ketika bersama dengan anaknya ke suatu daerah di ujung kota bagian timur, dalam perjalanan pulang seperti biasanya adalah mampir di warung sate ayam favoritnya untuk menyantap sate ayam tersebut, tanpa diketahui dia sudah memesan perempuan tersebut untuk berjumpa dan bertemu di warung tersebut, dan mengambil pesangannya yang sudah dipesan jauh-jauh waktu, sebelum rombongan tiba di lokasi.Â