Meski cukup sering kita menyebut kata depresi dalam percakapan sehari-hari, namun mungkin tak banyak yang memiliki perhatian serius terhadap apa arti kata depresi. Sehingga mungkin kebanyakan orang tidak bisa menyadari bahwa ia sedang mengalami depresi.
Banyak orang yang meyakini, bahwa dirinya tidak mungkin mengalami depresi, karena berbagai hal. Misalnya agama yang dianutnya mengajarkan untuk berserah diri pada Tuhan, sehingga itu membuat orang percaya bahwa dirinya menjadi lebih tahan terhadap tekanan hidup. Atau orang bisa merasa kuat, karena dalam tradisi keluarganya tak dikenal adanya anggota keluarga yang mengalami depresi. Namun mungkin ada baiknya kita melihat penjelasan yang diberikan para ahli tentang depresi. Jika kita mengetahui depresi lebih awal, kita tentu dapat melakukan antisipasi yang tepat agar depresi tidak mempengaruhi perjalanan hidup kita selanjutnya.
Perlu diketahui menurut berbagai penelitian, bahwa depresi menurunkan kerja otak secara signifikan. Salah satu yang paling merugikan adalah kecerdasan menjadi menurun. Begitu juga kreatifitas, inovasi, kemampuan memecahkan masalah. Depresi yang terlalu lama akan mempengaruhi pencapaian-pencapaian dalam kualitas kerja atau hidup secara keseluruhan. Depresi ringan sekalipun bisa mempengaruhi kualitas hubungan kita dengan orang-orang yang kita kenal dekat atau dalam lingkungan kerja, bahkan juga dalam masyarakat yang lebih umum.
Menurut penelitian neuroscience, depresi adalah sebuah kondisi di otak saat ada ketidakseimbangan senyawa kimiawi tertentu. Kurangnya senyawa kimiawi serontonin disebut paling bertanggungjawab dalam munculnya gejala depresi.
Salah satu yang mempengaruhi kurangnya senyawa kimiawi serotonin adalah perubahan hormon. Sedangkan salah satu penyebab perubahan hormon adalah bukan hanya apa yang kita konsumsi melalui pencernaan, tetapi perubahan hormon juga bisa terjadi karena apa yang kita alami setiap hari.
Secara sederhana, depresi memiliki beberapa tanda seperti di bawah ini. Memiliki 6 tanda dari daftar di bawah ini dan berlangsung beberapa minggu, sudah digolongkan sebagai depresi.
1. Merasa sering tidak bahagia.
2. Kehilangan gairah pada hidup dan tidak bisa menikmati apapun.
3. Sulit untuk mengambil keputusan.
4. Sulit berkonsentrasi.
5. Kehilangan kepercayaan diri dan menyalahkan diri sendiri.
6. Sulit untuk pulih dari keterpurukan tidak seperti biasanya.
7. Merasa mudah lelah yang berlebihan.
8. Merasa kurang istirahat dan sulit untuk beristirahat.
9. Kehilangan selera makan dan kehilangan berat badan (namun sebagian lain justru kebalikannya: makan berlebihan dan menjadi gemuk).
10. Tidak bisa tidur nyenyak, karena tidur hanya 1-2 jam saja, lalu terbangun atau terbangun terlalu awal.
11. Kehilangan minat pada sex.
12. Merasa tak berguna, tak berkemampuan dan kehilangan harapan.
13. Menghindari untuk bertemu dengan orang-orang.
14. Merasa mudah tersinggung.
16. Merasa tidak nyaman pada waktu-waktu tertentu, biasanya pagi.
17. Ada rasa sakit di bagian tubuh tertentu atau sakit kepala yang berulang atau sering.
18. Berpikir tentang bunuh diri atau mati.
Saat depresi dimulai, mungkin anda tidak menyadarinya untuk sesaat, terutama jika penyebabnya datang secara pelahan. Anda mengira bahwa anda hanya malas, kurang motivasi atau tak memiliki kemauan yang kuat. Itu disebut gejala menyalahkan diri anda sendiri. Di saat yang mulai kritis ini sebenarnya anda sudah memerlukan orang lain terutama partner hidup untuk meyakinkan anda bahwa anda tak bisa melalui situasi depresi sendiri dan butuh bantuan orang lain. Jika depresi didiamkan, maka depresi akan menjadi lebih dalam dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan anda.
Depresi terjadi karena beberapa sebab sekaligus atau terjadi berulang-ulang. Beberapa penyebabnya misalnya peristiwa buruk atau peristiwa yang menekan, perceraian, kehilangan pekerjaan, wafatnya orang yang dicintai atau dekat, hidup sendirian dan tak memiliki teman dekat, memiliki penyakit yang tak kunjung sembuh, penyakit yang menyebabkan rasa sakit, atau penyakit yang mengancam jiwa. Peristiwa buruk yang terjadi di masa kecil atau di masa lalu menjadi faktor pendorong munculnya depresi di masa kemudian. Namun depresi muncul karena beberapa penyebab, bukan hanya satu penyebab.
Peluang untuk mengalami depresi juga ditentukan oleh gen dan apa yang mereka alami saat kecil dulu. Jika salah satu orangtua pernah mengalami depresi, maka anda memiliki 8 kali kemungkinan untuk juga mengalami depresi.