Baru-baru ini media di Indonesia dihebohkan dengan berbagai berita seputar Bahlil Lahadalia yang gelar akademisnya dari Universitas Indonesia ditangguhkan, karena disinyalir mengandung beberapa kejanggalan, misalnya terlalu cepat prosesnya, dan artikel ilmiahnya dipertanyakan. Indonesia tentu saja heboh, karena Bahlil adalah salah satu menteri dalam Kabinet Prabowo dan Ketum Golkar.
Bahlil bukan satu-satunya tokoh nasional yang menghebohkan, karena memiliki gelar akademis yang instant, misterius, atau simsalabim. Gelar akademis yang berjejer dimiliki para tokoh politik atau pejabat pemerintahan. Padahal tidak sedikit anggota masyarakat yang secara akadamik memadai untuk mendapatkan gelar, namun tidak memiliki biaya (uang) untuk menjalani proses mendapatkan gelar akademis.
Masyarakat pun akhirnya bertanya, apa guna berderet gelar akademis itu bagi para politisi dan pejabat itu?
Banyak orang yang sepakat, bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan, namun uang bisa membeli benda, barang, atau jasa yang bisa membuat orang menjadi bahagia secara sesaat atau permanen.
Uang juga merupakan salah satu faktor yang dapat membantu melancarkan proses mendapatkan banyak gelar akademis. Para politisi atau pejabat bisa memanfaatkan uang  untuk membeli berbagai alat, atau benda juga untuk membayar honor, atau jasa, seperti berikut ini:
1. Asisten, wakil, staf, anak buah, pegawai untuk mengerjakan berbagai pekerjaan utama di kantor.
2. Beberapa ART, agar bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga, termasuk memasak, mencuci, berbenah, berbelanja kebutuhan sehari-hari hingga keamanan rumah.
3. Supir pribadi supaya bisa terus fokus mendapatkan gelar.
4. Kantor pengacara atau pengacara individual untuk menangani berbagai urusan administratif sebagai WN atau juga yang berkaitan dengan hukum.
5. Asisten khusus untuk membantu kelancaran proses belajar atau ujian untuk mendapatkan gelar.
6. Membeli jasa, alat, obat, hiburan, liburan, ketenangan untuk menambah fokus dalam mendapatkan gelar.
Pemanfaatan uang seperti itu juga berlaku bagi anak dari orangtua dari kelas menengah-atas juga memiliki semua kemudahan dalam mendapat gelar pendidikan berkat adanya uang yg banyak.
Sekali lagi, uang hanya salah satu faktor yang dapat membantu melancarkan proses mendapatkan banyak gelar akademis.
M. Jojo Rahardjo
Satu-satunya penulis yang sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H