Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo-Nat: Langkah Baru Indonesia-Israel?

6 Agustus 2024   14:38 Diperbarui: 6 Agustus 2024   14:48 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabowo ternyata bersahabat dengan Nat Rothschild, generasi kelima dari keluarga Rothschild yang pernah menjadi keluarga terkaya di dunia.

Dulu, kakek dari Nat, yaitu Lionel Walter Rothschild adalah tokoh penting di Inggris yang berperan dalam penandatanganan Balfour Declaration (1917) yang isinya: Confirming support from the British government for the establishment of "national home" for the Jewish people di wilayah yang sekarang berdiri negara Israel.

Keluarga Rothschild juga ditulis dalam catatan sejarah sebagai keluarga yang menyediakan dana pembelian tanah-tanah untuk persiapan pendirian negara Israel. Bahkan mungkin sekali biaya operasi Haganah (cikal-bakal IDF) bertahun-tahun sebelum tahun 1948 (Kemerdekaan Israel) juga dibiayai oleh keluarga ini. Juga sangat mungkin keluarga ini yang menyediakan dana untuk membeli peralatan perang (termasuk pesawat tempur) sebelum tahun 1948, sehingga Israel tidak bisa dikalahkan meski dikeroyok oleh hampir seluruh negara Arab di sekitarnya (Arab-Israeli War).

Sebagaimana diketahui dari catatan sejarah, keluarga Rothschild adalah keluarga Yahudi Eropa yang sejak dahulu hingga sekarang mendukung gerakan Zionism atau gerakan kembalinya orang-orang Yahudi di seluruh dunia (terutama Eropa) ke tanah yang sebelumnya menjadi tanah asal mereka. Pegangan gerakan Zionism ini adalah buku berjudul "The Jewish State" yang ditulis oleh Theodor Herzl pada tahun 1896. Herzl dikabarkan meramal, bahwa 50 tahun dari buku itu ditulis The Jewish State akan berdiri. Ramalan Herzl hanya meleset sedikit saja.

Buku itu tentang cara mendirikan The State of Israel, untuk menghindari tindakan keras dan berbahaya sepanjang ratusan tahun dari berbagai bangsa di Eropa dan di wilayah lain yang membenci bangsa Yahudi (antisemitism).

Dahulu sekali, Yahudi terusir dari tanah asal mereka dan tinggal menetap di berbagai belahan dunia, terutama Eropa. Menurut beberapa catatan sejarah: pengusiran Yahudi dimulai di tahun 733 SM (hampir 3.000 tahun lalu) oleh Assyrian Empire dari tanah di mana Kingdom of Israel sebelumnya berdiri.

Ternyata setelah berhasil mendirikan The Jewish State di tahun 1948, orang Yahudi malah mulai menghadapi serangan bangsa Arab dari berbagai negeri di sekitar negara Israel yang juga tidak menyukai bangsa Yahudi. Sehari setelah orang Yahudi memproklamirkan negara Israel di tahun 1948, nyaris semua negara Arab menyerang Israel.

Sepanjang berdirinya negara Israel sejak 1948 hingga sekarang, Israel sudah mengalami masa peperangan sebanyak 9 kali:

1. 1948 Arab-Israeli War (War of Independence)
2. Suez Crisis (1956)
3. Six-Day War (1967)
4. War of Attrition (1967-1970)
5. Yom Kippur War (1973)
6. Lebanon War (1982)
7. First Intifada (1987-1993)
8. Second Intifada (2000-2005)
9. Lebanon War (2006)

Menjadi 10, jika ditambahkan perang yang sekarang masih berlangsung, yaitu: perang 7th October 2023-Now.

Keluarga Rothschild adalah pengusaha sukses yang menjadi kunci pendirian The Jewish State. Begitu juga banyak pengusaha Yahudi yang di seluruh dunia terkenal sebagai pengusaha sukses. Hampir semuanya adalah pendukung Zionism atau ide berdirinya negara Israel. Itu kunci kedua dari bertahannya negara Israel meski terus diserang oleh para tetangganya sejak 1948.

Sebagai contoh beberapa pengusaha Yahudi kaya yang menjadi pendukung The State of Israel:
1. Mark Zuckerberg, co-founder of Facebook.
2. Sergey Brin, co-founder of Google.
3. Michael Bloomberg, founder of Bloomberg L.P.

Persahabatan keduanya, Prabowo Subianto dan Nat Rothschild, tentu membuka harapan baru bagi hubungan baik Indonesia-Israel. Bagaimana pun juga Israel sebenarnya sudah lama memiliki hubungan dengan Indonesia, meski tidak digembar-gemborkan secara resmi.

Sebagaimana kita ketahui sebelumnya ramai diberitakan soal kiprah AJC (American Jewish Committee) yang dalam 1 dekade terakhir giat mengupayakan persahabatan antara tokoh-tokoh penting Indonesia dengan Israel. AJC selain menyelenggarakan diskusi atau pelatihan interreligious understanding atau dialogue, AJC juga mengundang mereka yang dianggap tepat untuk mengunjungi tanah Israel dan merasakan seperti apa negeri paling demokratis di Timur Tengah itu.

Mungkin saja hubungan dekat antara Prabowo Subianto & Nat Rothschild bisa menjadi satu langkah baru menuju hubungan baik Indonesia-Israel.

M. Jojo Rahardjo
Sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun