Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kaitan Personality Disorder dan Pilpres 2024

26 Februari 2024   09:51 Diperbarui: 26 Februari 2024   09:54 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para ahli personality disorder atau ahli neuroscience di beberapa dekade terakhir menyebut Hitler (setelah beberapa dekade PD1 berlalu) adalah seorang yg memiliki ciri ASPD (AntiSocial Personality Disorder). Beberapa ahli lain memberi julukan yg lebih spesifik: narcissist, psychopath, sociopath, bahkan juga juga disebut memiliki ciri kuat dari dark triad personality disorder.

Dalam catatan sejarah, Hitler sebelum masuk ke parpol NAZI (nasionalis-sosialis) tidak memiliki prestasi bagus atau juga memiliki catatan kejahatan, kekejaman, atau yg menggemparkan bagi sekelilingnya. Hitler adalah orang yg biasa-biasa biasa-biasa saja, bahkan ketika ia menjadi tentara Jerman di Perang Dunia 1 (PD1). Namun setelah ia menjadi anggota Nazi ia mulai menjadi penghasut masyarakat Jerman agar banyak yg menjadi anggota Nazi atau mendukung parpol Nazi. Tujuannya tidak lain agar parpol Nazi bisa memenangkan pemilu Jerman.

Belakangan ini tidak sedikit para ahli yg juga membahas ini: apakah Hitler berubah setelah berada di Nazi atau sebenarnya Hitler memang sudah begitu sebelumnya. Apakah Hitler sudah lama memendam hasrat menghasut atau menyebarkan kebencian & kekerasan sebelum ia menjadi corong (Nazi) untuk menghasut masyarakat?

Kekuasaan yg dimiliki oleh Hitler sebenarnya tidak terlalu lama. Ia mulai memiliki kekuasaan yg besar di tahun 1934. Namun hanya kurang-lebih 10 tahun saja, kemudian ia jatuh tersungkur dan hancur pula seluruh negeri Jerman, juga hampir seluruh negeri-negeri di Eropa.

Tak ada yg menyangka sebelumnya, bahwa orang yg sebelumnya sangat biasa-biasa saja, kemudian masuk ke dunia politik, lalu memicu PD2 dan "menghasilkan" korban tewas berjatuhan di seluruh dunia berjumlah kurang-lebih 70 juta orang. Ekonomi dunia dibuat resesi dan ratusan juta orang yg selamat dari PD2 menderita segala macam dampak perang.

Itu sebabnya para ahli (terutama ahli neuroscience) sering memperingatkan tentang pentingnya ilmu seputar personality disorder. Penting bagi masyarakat untuk memiliki kemampuan mengamati seorang calon pemimpin atau wakil rakyat, apakah ia memiliki ciri kuat personality disorder. Jangan sampai masyarakat terlambat, yaitu saat ia sudah terlanjur berada di posisi strategis, atau memiliki kekuasaan seperti Hitler yg dengan mudah saja menghabisi semua praktik demokrasi di Jerman. Saat seperti itu sulit untuk menjatuhkan seorang seperti Hitler. Butuh seluruh Eropa (plus Amerika) bersatu melawan Hitler dan menjatuhkannya.

Apa ciri-ciri utama dari mereka yang menyandang ASPD itu? Mudah! Karena cukup mempelajari daftar dari ciri kuat ASPD, lalu amati calon pemimpin yg ada (lihat gambar).

Gambar: Calmerry.com
Gambar: Calmerry.com
Tapi ingat, Anda bukan ahli, sehingga hasil amatan Anda bukan sebuah diagnosa, tetapi hanya sebuah amatan. Anda hanya bisa bilang begini: calon pemimpin yg ini memiliki ciri kuat atau ciri utama dari daftar ASPD (lihat gambar).

M. Jojo Rahardjo
Sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun