Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Tahun Politik 2024 dan Otoritarianisme Baru di Era AI

27 Desember 2023   16:08 Diperbarui: 27 Desember 2023   16:14 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak sedikit para ahli di bidang terkait atau para pengamat AI menyebut, bahwa AI berpotensi melahirkan authoritarianism baru. AI atau nanti lebih tepat disebut AGI jelas hanya bisa dibangun dengan modal yang sangat besar. OpenAI, misalnya, yang telah meluncurkan ChatGPT itu menghabiskan belasan miliar dolar. OpenAI tidak sendiri membangun AGI, ada Google, ada IBM, Amazon, Microsoft, NVidia, Intel, Apple, Facebook, Baidu (China) dan lain-lain yang tidak terekspose.

Mungkin orang kebanyakan akan bilang: AGI akan melenyapkan banyak sekali lapangan pekerjaan dan juga profesi yang diisi oleh 60% lebih populasi dunia. Itu artinya mereka kehilangan peluang untuk mendapatkan penghasilan. Namun di Era AGI hilangnya lapangan pekerjaan dan profesi bukan persoalan besar, karena hidup mereka bakal dijamin dengan UBI (Universal Basic Income). Tenaga kerja manusia, termasuk pekerja kreatif tidak dibutuhkan lagi, karena AGI menciptakan berbagai jenis robot yang jauh lebih produktif & kreatif daripada manusia. Bahkan yang lebih ekstrim lagi: para ahli pun tidak dibutuhkan lagi.

Mereka akan lebih mirip sekumpulan ternak yang "dibiarkan" tetap hidup entah kenapa atau hanya untuk sementara. Makanya mereka disebut useless class oleh para ahli.

Kapan era AGI itu bakal terwujud? Itulah yang mestinya lebih sering didiskusikan di masyarakat. Apakah datangnya bakal terlalu cepat atau masih jauh?

AGI berpotensi melahirkan authoritarianism baru, karena AGI mengembangkan sains dan teknologi baru secepat kilat. Sains dan teknologi apapun yang dulu berkembang dalam puluhan tahun, nanti berkembang hanya dalam hitungan bulan saja. Sudah tentu mereka yang tidak punya akses pada AGI tidak memiliki akses pula pada sains dan teknologi yang berkembang pesat itu. Sehingga sebutan useless class mungkin terlalu lunak bagi mereka yang tertinggal itu.

Semua pasti pernah dengar nama Rothschild Family, bukan? Mereka menguasai perputaran uang di dunia sepanjang ratusan tahun hingga sekarang. Jadi boleh dibilang peradaban manusia ditentukan atau diarahkan oleh Rothschild family dan juga oleh para pemilik modal besar lainnya.

Lalu sekarang kita seharusnya bertanya: pengembangan AGI berada di tangan siapa saja? Itu yang pantas untuk direnungkan.

Mengutip Noah Harari untuk konteks ini, ia menghimbau: relearn! Beradaptasilah setiap hari dengan masa depan yang penuh disruption. Bukan terjebak di kubangan local politics.

Bagaimana caranya? Yuk diskusi soal ini!

M. Jojo Rahardjo
Sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun