1. Sebagaimana biasa di setiap tahun politik, kampanye hitam selalu marak, namun kali ini medsos sudah AI-powered, sehingga bangsa ini terancam tersesat jauh sekali.
2. Sekarang adalah era AI, jadi jangan larut dalam pemikiran "sesat" para politisi atau mereka yang menyebut dirinya ahli politik. Zaman sudah berubah! Kebanyakan politisi itu tertinggal jauh dalam pemikiran yang berorientasi pada masa depan yang ber-AI.
3. Local politics yang dilemparkan terus oleh para politisi ke masyarakat itu merusak fokus bangsa ini pada masa depan yang terletak di pemikiran global cooperation oriented.
4. Sangat jarang politisi yang punya integritas pada kemanusiaan atau pada bangsa atau negara, kecuali pada kepentingannya semata atau pada gerombolannya. Namun mereka pandai memanipulasi masyarakat.
5. Jangan dorong Jokowi (setelah purna tugas sebagai presiden) agar menangani persoalan yang bukan global issues. Namun dorong beliau agar terlibat terutama dalam pengembangan AI, karena AI saat ini telah berada di urutan atas dari daftar global issues.
6. Jika NKRI ini tidak di barisan terdepan dalam penguasaan AI, maka NKRI akan berisi bangsa yang useless atau irrelevant.
Penutup
Tidak sedikit ahli yang memprediksi bahwa tahun 2024 adalah tahun terakhir election diselenggarakan di manapun di muka Bumi ini. Mereka yang memprediksi itu antara lain Tristan Harris dari Center for Humane Technology, demikian juga Yuval Noah Harari.
AI akan "mengambil-alih" semuanya, apalagi election. Demokrasi mungkin menjadi lebih sempurna dipraktikkan, namun mungkin juga malah lebih mudah ditunggangi oleh mereka yang "menguasai" AI.
Di mana posisi Indonesia nanti di antara negeri-negeri lain di dunia? Jika dilihat dari kapasitas capres yang ada sekarang ini, apalagi jika dilihat dari kapasitas para politisi Indonesia, nampaknya Indonesia bakal tertinggal, gara-gara kurang menguasai dunia AI.
M. Jojo Rahardjo
Sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H